
Baru hari ini saya dan istri memaksakan diri memperoleh booster alias vaksin dosis ketiga. Sebabnya, di beberapa tempat umum kini tidak bisa dimasuki tanpa persyaratan tersebut. Aplikasi “Peduli Lindungi” akan menunjukkan “pesan kesalahan” dan “mengingatkan” bahwa pengguna belum divaksinasi booster. Hal itu karena sesuai dengan Surat Edaran (SE) Satuan Tugas Nasional (Satgasnas) Covid-19 No. 24 Tahun 2022 tentang Pelaku Perjalanan Dalam Negeri yang mengharuskan pelaku perjalanan di dalam negeri harus telah mendapatkan vaksin booster. Sayangnya, selama beberapa bulan ini, stok vaksin booster dari berbagai merek di Indonesia ternyata kosong.
Penyebab baru hari ini kami melakukan vaksin booster, bukannya kami menghindar, tapi saya punya penyakit “komorbid”. Sehingga, untuk vaksin suntikan vaksin pertama dan kedua, saya harus berkali-kali datang ke tempat penyuntikan vaksin. Tentu melelahkan karena prosesnya panjang. Mulai dari ambil nomor urut antrian, antrinya sendiri, hingga dipanggil ke loket atau meja untuk administrasi dan pemeriksaan awal. Setelah lebih dari satu jam antri, tapi harus pulang lagi, tentu melelahkan fisik dan mental. Sehingga, setelah dua kali vaksin, jujur saja, saya lelah. Dan istri yang tidak punya masalah pun merasa belum perlu untuk vaksin kali ketiga.
Nah, kali ini kami harus segera mendapatkan vaksin booster, karena besok hari Rabu (3/11) besok ada acara yang harus kami hadiri. Meskipun venue-nya di Jakarta saja, namun tingkatnya internasional dengan akses khusus terbatas. Walau di situs resminya tidak disebutkan syarat harus sudah vaksin tiga kali, namun kami bersiap saja. Daripada sudah sampai lokasi malah ditolak masuk, rugi sekali bukan?
Meskipun sangat bersyukur kami akhirnya bisa mendapatkan vaksin booster, kami terkejut saat melihat aplikasi “Peduli Lindungi” di ponsel. Di sana tertulis “Vaksin Booster Pertama”. Ditambah keterangan bahwa aplikasi bisa memuat sampai enam sertifikat. Berarti, ada kemungkinan ada empat kali booster. Kami pun menghela nafas….
Meskipun keluarga kami pendukung pemerintah yang sah, namun rasanya terus-menerus vaksin tanpa ada kejelasan “final”-nya melelahkan. Demikian pula, kondisi pandemi yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun ini juga melelahkan. Sebaiknya segera jelas kapan kondisi kita akan transisi dari pandemi menuju endemi. Janganlah rakyat yang sudah “babak belur” ini dibebani kewajiban aneka macam lagi. Memang, pemberian vaksinnya bagi rakyat gratis. Namun, pemerintahlah yang menanggung beban pembiayaan. Dan bagi rakyat, meluangkan waktu untuk antri adalah sebuah perjuangan tersendiri. Sudahi segera pandemi!
Sumber Rujukan:
- megapolitan.kompas.com/read/2022/10/18/16162101/meski-stok-vaksin-kosong-vaksinasi-booster-tetap-jadi-syarat-perjalanan