
Hari Rabu, 16 Maret 2022 kemarin adalah hari bersejarah bagi saya. Meskipun dengan penuh perjuangan, apalagi lokasi LSP*) -nya agak sulit dicapai, akhirnya Allah SWT mengizinkan saya mengikuti uji kompetensi. Meskipun saya sempat terlambat sekitar satu jam dari jadwal semula.
Sebabnya? Saya musti menyiapkan dokumen untuk uji yang begitu banyaknya. Plus, setelah begadang semalaman, saya musti bolak-balik ke tempat persewaan komputer dan printer untuk nge-print. Karena saya saat ini tidak punya printer yang ready untuk dipakai. Walau sebenarnya ada beberapa printer bekas kantor saya dahulu, tapi sudah bertahun-tahun tidak dipakai. Jadi, tidak siap untuk dioperasikan kembali. Bak pesawat, ia tidak laik terbang.
Menegangkan ujinya. Seperti sidang skripsi saja layaknya. Walau pengujinya justru sangat ramah. Jauh lebih ramah daripada para penguji saat saya sidang skripsi.
Dokumennya itu lho, seabrek. Untung juga diujikan saat ini. Karena masih memakai peraturan lama. Kalau diujinya satu bulan lagi saja, peraturan baru yang berlaku. Dan saya belum tentu bisa mengikuti karena lebih berat syaratnya.
Alhamdulillahirrabbil’alamiin. Setelah sekitar 6 jam-an diuji, termasuk dengan “ujian praktek” berupa “micro teaching” di depan penguji, saya dinyatakan kompeten! Maka, saya berhak menyandang gelar non-akademis resmi dari BNSP**): Certified Master Trainer level 6 atau yang tertinggi di bidangnya.
Semoga Allah SWT meridho’i langkah kecil saya ini. Dan semoga pula saya bisa menebar rahmat dan manfaat kepada sesama seluas-luasnya. aamiin.
Kredit Foto: (Fotografer tidak diketahui namanya, staf LSP). Dari ponsel milik Ibu Merries E. Muhammad.
Catatan:
*) LSP: Lembaga Sertifikasi Profesi
**) BNSP: Badan Nasional Sertifikasi Profesi