Anjangsana LKN ke Pusdiklat Bela Negara

​Pada hari Selasa (23/7) pekan lalu, Lembaga Kajian Nawacita (LKN) melakukan anjangsana ke Pusat Pendidikan dan Latihan Bela Negara (Pusdiklat B.N.) di Rumpin, Kabupaten Bogor. Pusdiklat ini dikelola oleh Badan Pendidikan dan Latihan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Badiklat Kemenhan R.I.). 

Pusdiklat B.N. diresmikan oleh Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu pada 28 Februari 2017. Walaupun sebenarnya secara operasional diklat B.N. sudah berlangsung sejak Oktober 2015. Dasar hukum pendirian lembaga dan penyelenggaraan kegiatan diturunkan mulai dari yang tertinggi UUD 45 pasal 27 ayat 3 dan pasal 30 ayat 1 & 2. Kemudian dijabarkan pula dalam UU No. 39 tahun 1999 di pasal 68 dan UU No. 3 tahun 2002 di pasal 9. Dijelaskan dalam Perpres No. 97 tahun 2015 yang kemudian diturunkan dalam Inpres No. 12 tahun 2016 dan Inpres No. 7 tahun 2018. Sementara dalam operasionalnya berdasarkan Perkalan No. 12 tahun 2018, Permenhan RI No. 32/tahun 2016 dan Surat Menhan No. B/974/M/VI/2016.

Pusdiklat B.N. Badiklat Kemhan R.I. dikepalai oleh Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Kartiko Wardani, M.Tr. (Han). Sementara Lembaga Kajian Nawacita (L.K.N.) dipimpin oleh Ir. Samsul Hadi. Dalam kinerja kesehariannya bersinergi erat dengan Komite Independen Revolusi Mental (K.I.R.M.) yang diketuai oleh Ir. K.R.T. Suwarno Putronagoro. 

Dalam kesempatan anjangsana tersebut, diselenggarakan “Diskusi Panel Bela Negara dan Revolusi Mental”. Setelah Kapusdiklat B.N. memberikan sambutan yang disusul oleh Ketua L.K.N. dan Ketua K.I.R.M., diskusi menghadirkan 2 pembicara. Pertama adalah Kolonel (Inf.) Ade Kurnianto sebagai Kepala Bidang Operasi Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan (Kabid Ops. Diklat Kemenhan) mewakili Pusdiklat B.N. Pembicara kedua Ngasiman Djojonegoro, penulis buku Indonesia Optimis (2018). Acara sendiri dipandu oleh moderator Totok Sediyantoro Martoprawiro yang merupakan Sekretaris L.K.N. 

Dari pihak tuan rumah lebih banyak menerangkan mengenai sejarah dan fasilitas di lokasi yang dikelola. Sementara pembicara kedua sepintas mengutarakan mengenai keterkaitan bela negara dengan konsep Indonesia optimis. 

Saya sendiri berkesempatan mengajukan tanggapan pertama kepada pembicara. Intinya, selaku Koordinator Utama Netizen untuk Negeri (NuN), saya mengajukan usulan agar ada materi cyber war dan penangkalan hoax, fake news dan hate speech dalam Diklat BN. Kepada pembicara kedua yang selaku dosen Universitas Pertahanan (Unhan) mengaku memiliki akses langsung kepada Panglima TNI, saya juga mengajukan agar pembekalan kepada peserta pelatihan semacam Diklat B.N. dilakukan secara holistik. Misalnya memperhatikan pula aspek kesejahteraan rakyat. Karena sulit bicara soal bela negara di saat perut rakyat lapar.

Setelah berfoto bersama, dengan menggunakan bus seluruh peserta diajak berkeliling lokasi Pusdiklat seluas 23,7 hektar. Lokasi seluas itu merupakan pengembangan dari lahan milik Kemhan yang semula 4 hektar dan sebelumnya diperuntukkan bagi Pusrehabcat TNI. Peserta juga diberikan buah tangan berupa pernak-pernik berlogo Pusdiklat BN ditambah satu dus kue lapis Bogor yang terkenal. Tentu saja semua pulang dengan puas dan semangat baru untuk terus berkontribusi membela negara di bidang masing-masing.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s