Sentimen anti ras atau rasis adalah penyakit hati. Sejenis dengan nir-akhlak dalam agama yang dianggap dosa. Maka dari itu, seorang yang rasis harus diselidiki latar belakangnya. Karena jelas itu bertentangan dengan kemanusiaan.

Di negara beradab, sentimen anti ras dilarang. Apalagi terkait dengan holocaust, tragedi pembantaian Yahudi oleh Nazi Jerman di masa Perang Dunia II. Pelakunya bisa dipidana. Karena anti-Semit merupakan sikap yang kerap menafikan adanya fakta sejarah tersebut. 

Namun, di negara yang masih belum beradab, sikap rasis masih sering digunakan secara sengaja. Termasuk di panggung politik praktis atau kenegaraan.

Maka dari itu, dunia tersentak ketika Donald Trump menggunakan strategi kontroversial dengan mengeksploitasi isyu sensitif tersebut. Dan celakanya dia menang! Di negara semaju A.S. pula. 

Politik identitas memang ‘seksi’ untuk dimainkan dalam pentas nasional. Akan tetapi sangat berbahaya karena jelas memecah-belah persatuan bangsa. Dan sangat disesalkan bila itu dilakukan oleh seorang yang pandai beretorika sehingga membius massa.