Ya, saya tahu secara tata bahasa ungkapan di atas keliru. Bahkan penulisan “jaman” yang baik dan benar adalah “zaman”. Toh kekeliruan itu memang disengaja sebagai “slang” atau bahasa “tak resmi”. Sebab memang itu julukan untuk generasi anak muda “millenial” yaitu yang lahir pada dekade 1990-an hingga 2000-an. Usia mereka kini maksimal 27 tahun. 

Generasi “millenial” ini memang unik. Walau sebenarnya tiap generasi punya ciri khasnya sendiri seperti digambarkan dalam tabel di atas. Hanya saja generasi anak muda ini sejak lahir sudah mendapati teknologi tinggi tersedia. Terutama sekali teknologi informasi.

Ini bak dua sisi mata pisau. Bisa bermanfaat atau justru merugikan. Tergantung pemanfaatannya. 

Satu alat yang bisa memiliki beberapa dimensi itu antara lain media sosial. Betapa ia bisa berguna di tangan orang yang positif. Namun juga bisa jadi sarana pendukung kriminalitas bagi penjahat.

Di samping itu “kids jaman now” mulai kelas menengah ke atas sangat terjangkiti gaya hidup instan dan serba mudah. Ini mengakibatkan sejumlah perubahan pada pola dan cara hidup yang mereka pilih.

Untuk mencari nafkah bagi penghidupannya saja banyak yang tak mau susah. Ada sejumlah profesi yang di dekade lalu belum ada, kini menjamur. Sebutlah menjadi “seleb medsos” yang ternyata menghasilkan uang banyak bak selebritis dunia hiburan. 

Karena berbagai aspek yang menyertainya, maka diperlukan kebijakan menyikapi remaja dan anak generasi ini. Terutama bagi para orangtua. Baik yang berasal dari generasi “X” maupun “baby boomers.”