Cinta & Dunia

Ini bukan tulisan tentang “cinta dunia” alias “hubud dunya” yang kerap dikecam dalam ajaran agama Islam. Namun ada kata “dan” di antara “cinta” dan “dunia”. Artinya, memang dua hal terpisah tapi terkait yang hendak diulas.

Cinta… Ada yang menganggapnya suci. Begitu sucinya hingga perlu “kesaksian langit” untuk mengesahkannya. Artinya, bukan sekedar urusan dunia belaka.

Namun, cinta yang kita alami di dunia saat ini sejatinya sangat duniawi. Tidak ada bukti empirik secara ilmiah yang menunjukkan cinta terkait dengan non-dunia. Dalam hal ini, cinta tidak bisa diukur parameternya secara obyektif. Selalu subyektif.

Baik bentuk cinta untuk negara, agama, organisasi, keluarga, alam, hingga pasangan semua subyektif. Pengalamannya sangat tergantung kepada yang mengalami. Bahkan seringkali begitu subyektif hingga terasa rahasia dan hanya bisa dinikmati para pecinta. Apalagi cinta kepada Tuhan yang begitu didamba para pejalan.

Dunia ini memang mudah membuat jatuh cinta. Apa yang ada di dalamnya adalah “perhiasan” yang kerap “memabukkan”. Namun, justru ujian terbesar adalah menafikannya. Bila kita benar-benar cinta, dunia seisinya pun tak akan mampu menjadi alat tukarnya. Kita akan bersikukuh mempertahankannya.

Whatever it takes.

 

[Tulisan ini pertama kali diunggah sebagai status di account FaceBook utama penulis pada tanggal yang sama.]

Ilustrasi: care2.com

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s