Soekarno Di Mata Soekarnois “kapiran” (3)
Maka, sebenarnya tidak berlebihan bila bulan Juni disebut sebagai “Bulan Bung Karno”. Karena di bulan ini Soekarno lahir (tanggal 6, 1901), wafat (tanggal 21, 1970) dan menyampaikan pidato tentang Pancasila di BPUPKI (tanggal 1, 1945). Bahkan sebenarnya peringatan ketiga peristiwa bersejarah itu sudah dilakukan sejak masa Orde Baru. Hanya saja, penyelenggaranya bukan pemerintah melainkan unsur masyarakat yang Soekarnois.
Tentu saja sejak Soeharto dengan Orde Baru-nya tak lagi berkuasa, pemerintah merehabilitasi nama besar Bapak Pendiri Bangsa itu. Maka, kini kita bisa mendapati siapa saja mengadakan peringatan terkait “Bulan Bung Karno” ini. Padahal, di awal Orde Baru berkuasa orang sangat takut bahkan sekedar untuk menyimpan gambarnya saja.
Apa yang saya sayangkan adalah adanya kesan bahwa Soekarno hanya milik salah satu golongan saja. Golongan yang di masa multi-partai parlementer mengklaim diri sebagai “nasionalis”. Dan semenjak fusi semua partai politik yang dipaksakan Orde Baru di tahun 1971 kemudian mengerucut pada satu partai politik (parpol) saja. Dan parpol ini juga yang kemudian mengejawantah menjadi kuat karena dua kali menang Pemilu pasca reformasi.
Banyak pengikut parpol ini mengklaim sebagai “Soekarnois sejati”. Padahal, tak sedikit yang malah tak pernah membaca karya Soekarno sama sekali. Bahkan buku tentang Soekarno pun mungkin juga tidak. Apalagi menurut Bapak saya, cukup banyak pengurus parpol yang sebenarnya “benci Soekarno”, tapi mengklaim “Soekarnois sejati”.
Karena mereka sudah mengklaim begitu, tak mengapa. Cukuplah saya jadi Soekarnois “kapiran” saja. Kalau istilah pedagang “kw 4”.
😀
(Tamat)