Air Keras & Jahat
​

Mereka yang cukup menyimak pelajaran Kimia sewaktu SMA tentu tahu apa itu “air keras”, sebuah istilah khas Indonesia. Padahal zat cair yang bila diteteskan ke kulit bisa melukai itu sama sekali bukan air alias H2O.
Tidak sulit mendapatkan zat cair berbahaya itu. Semata karena memang jenisnya tak hanya satu. Bahkan di perlengkapan rumah tangga sehari-hari juga ada. 
Penyalahgunaan air keras untuk menyerang manusia memang cukup kerap terjadi. Dan saya teringat adik sepupu saya juga pernah mengalaminya. Modus operandinya serupa dengan Novel Baswedan. Diintai, dipelajari polanya, lalu di pagi hari saat keluar rumah diserang oleh pengendara motor yang berboncengan. Bedanya hanya di motif. Sepupu saya itu karena persaingan bisnis.
Meski pun sempat dirawat di R.S. cukup lama dan mengalami kerusakan di beberapa bagian tubuh, setahu saya polisi tak mengusutnya. Kemungkinan karena sepupu saya tak mengadukannya. Walau begitu, ia mengaku tahu siapa otak pelakunya.
Di dunia saudara, banyak sekali orang jahat. Karena itu tak heran umat Kristiani menyelipkan kalimat “dan lindungilah kami dari yang jahat” dalam “Do’a Bapa Kami”. 
Kejahatan yang lebih mengerikan adalah yang dilakukan oleh orang yang tak merasa dia jahat, atau minimal merasa dia orang baik. Sehari-hari punya profesi atau pekerjaan selain yang dikenali sebagai pelaku kriminalitas. Tetapi ucapan, tindakan dan perilakunya kerapkali “jahat”. Untuk inilah sebenarnya umat beragama diajak kerapkali berintrospeksi. Karena bibit kejahatan ada di hati setiap orang.
Kredit foto: tribunwow.com