​

Fenomena kedua yang terjadi pada media sosial milik saya pada hari Jum’at-Sabtu (10-11/2) ada di Twitter. Hal itu terkait jajak pendapat (polling) yang saya rilis di account @bhayumh. Seingat saya, memang sangat jarang saya pakai fasilitas yang disediakan pengembang itu. 

Dari cuma 2 kali polling sebelumnya, biasanya pesertanya hanya kurang dari 10. Tapi kali ini -seperti bisa dilihat di foto tangkapan layar (screenshot) di atas, ada 424 peserta yang memberikan suaranya. Ini merupakan rekor baru sepanjang massa bagi account Twitter saya tersebut.

Jajak pendapat yang saya buat iseng-iseng itu diseriusi oleh pihak tertentu rupanya. Karena hingga debat berakhir, suara yang masuk masih “normal” saja. Cuma sekitar 20-an pemilih. Barulah sekitar jam 23:00 terjadi “serbuan” pemilih. Bukan manusia ternyata, melainkan “bot” atau aplikasi program khusus. 

Dugaan itu makin terbukti nyata karena gelombang “serbuan” melanda banyak account Twitter lainnya di saat bersamaan. Tentu saja hanya yang menggelar polling. Semua account media arus utama (main stream) pun terimbas. Hal itu bisa dilihat dari foto di bawah artikel ini.

Ternyata hal itu dilakukan oleh tim medsos pasangan calon (paslon) nomor urut 3 di Pilkada Serentak 2017 untuk provinsi DKI Jakarta, yaitu Anies-Sandi. Tujuannya tentu saja untuk memberikan kesan keunggulan bagi Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno menjelang hari pencoblosan Rabu (15/2) mendatang. Netizen terutama pengguna Twitterland diharapkan terpengaruh oleh “kemenangan” di Twitter polling ini.

​