Curhat Seorang Blogger


Sekonyong-konyong, saya mendapatkan pemberitahuan ini (screenshot yang saya jadikan ilustrasi) kemarin. Ketika saya tengok, ternyata tulisan lama soal resensi film “Hurt Locker (2008)” yang tiba-tiba mendapatkan kunjungan banyak. Dari 914 hits hari Senin (6/2), 319 di antaranya hendak membaca tulisan tersebut. Hal itu disebabkan pada malam harinya stasiun televisi Trans TV menyiarkannya. Memang, kalau diketik di Google dengan kata kunci (keyword) “resensi film hurt locker”, tulisan saya itu bertengger di urutan teratas. Harga yang sangat mahal untuk pencapaian S.E.O.

Akan tetapi harus diingat, blog saya https://lifeschool.wordpress.com itu di-hosting di situs gratis. Mustahil saya melakukan Search Engine Optimalization secara optimal. Maka, sungguh pun saya pernah menjadi juara nasional kompetisi S.E.O. yang diadakan Blogger Bekasi, adalah sebuah “kerjaan kurang kerjaan” bila melakukan optimalisasi mesin pencari di situs milik Automattic itu.

Beberapa tahun ini sebenarnya sebuah duka-cita bagi saya. Karena beberapa situs yang saya kelola terpaksa ditutup. Salah satunya adalah blog pribadi di situs hosting berbayar. Bahkan hub-portal pribadi saya juga down. Kalau yang ini semata karena tidak cocok dengan providernya dan hendak pindah. Mumpung expired, sekalian saja dibiarkan mati.

Ada alasan lain sebenarnya, kenapa saya tidak lagi rajin menulis di blog. Selain alasan kemalasan, juga karena hampir tidak ada pelanggan yang berkunjung setiap hari. Pengunjung hanya datang untuk membaca informasi yang diinginkannya. Seringkali tulisan saya tidak ada pembacanya sama sekali. Walau pun rata-rata blog saya itu dikunjungi 700 orang per hari dengan total hits sudah lebih dari 1.000.000. Untuk dicatat, hanya sangat sedikit blog pribadi di Indonesia bisa mencapai angka ini. Mungkin cuma kurang dari 5 saja dari ratusan ribu blog pribadi yang pernah ada.

Karena itu saya beralih ke FB (FaceBook). Di sana jelas saya punya followers ribuan. Dan ada interaksi langsung dengan account yang jelas. Itu jelas lebih memberikan kepuasan batin. Alasan ini juga yang antara lain menyebabkan saya hampir berhenti total dari menulis di Kompasiana. Mangkel rasanya tulisan yang dibuat susah-payah menggunakan riset rujukan kalah dengan opini sesat berlandaskan isyu murahan. Rekor saya untuk 1 tulisan di Kompasiana cuma sekitar 5.000-an hits saja. Sementara tulisan gosip politik oleh penulis anonim tanpa identitas jelas bisa mencapai 500.000! Sangat jauh bedanya bukan?

Sebagai seorang blogger, saya juga baru ngeh di tahun 2008 bahwa tak seperti di A.S. misalnya, seorang blogger juga harus rajin “menjual diri”. Apa artinya? Ia harus pula muncul di alam nyata, kalau mau mendapatkan manfaat nyata selain kepuasan semu dari banyaknya statistik hits. Ia harus memperkenalkan diri secara fisik ke berbagai komunitas blogger. Ikut kopdar hingga lomba. Kalau tidak begitu, jangan harap bakal “dianggep”.

Saya saja hingga hari ini tidak dianggap kok. Acara-acara tidak pernah diundang, kecuali bila mendaftarkan diri. Apalagi jadi juri lomba. Boro-boro! Padahal kompetensi saya baik dalam hal teknis penulisan maupun teknologi informatika jelas memadai.

Kenapa? Karena personel di instansi maupun peusahaan malas dan cenderung gaptek. Mereka tidak mau riset, minimal via mesin pencari. Maunya cepat beres. Akibatnya bila ada lomba dan launching produk mereka mengontak komunitas blogger. Padahal, di negara maju blogger itu soliter! Salah satu contoh blogger terkenal kelas dunia yang jelas soliter adalah pendiri Wikileaks, Julian Assange. 

Nah, sekian dulu “curhat seorang blogger” ini. Akhirul kalam, izinkan saya bertanya kepada Presiden dan Kapolri, apakah seorang blogger tak boleh bahagia di negeri sendiri? 

Eh…. 😀

[Tulisan ini pertama kali diunggah di account FaceBook utama penulis.]

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s