Out of League

8ede8a65f32131fdd5577d9aa0b5a601

Arti harfiah dari idiom “out of league” adalah “di luar ligamu”. Ini adalah ungkapan slang di Amerika Serikat yang mengacu pada pertandingan olahraga yang digemari di sana, yaitu American Football. Seperti halnya pertandingan dengan sistem kompetisi, ada beberapa tingkatan liga. Hanya saja, untuk memudahkan, dibagi hanya menjadi “liga besar” dan “liga kecil” saja. Ungkapan ini digunakan untuk menggambarkan status seseorang. Biasa digunakan untuk mendefinisikan tingkatan.

Seseorang yang pindah sekolah ke kota kecil, biasanya akan bilang “kita bermain di liga kecil sekarang”. Atau kalau dalam istilah olahraganya mengalami degradasi. Sebaliknya, bila meningkat, maka terjadi “promosi”.

Akan tetapi, ungkapan ini lebih sering dipakai untuk menggambarkan posisi seseorang yang hendak mengencani lawan jenisnya. Biasanya adalah lelaki yang hendak mengincar atau ‘naksir’ seseorang wanita. Bila pria-nya dari status sosial rendah alias miskin, berpendidikan rendah dan apalagi bila secara fisik tidak menarik, sementara pihak wanita justru sebaliknya, maka ia akan diingatkan oleh teman-temannya, “guys, she is out of your league.” Hal sebaliknya juga bisa terjadi. Di mana pihak pria ternyata lebih segalanya daripada si wanita. Tentu saja, kita kesampingkan unsur “pelet” yang di negeri kita dipercaya adanya. Dengan kondisi itu, dianggap hampir mustahil terjadi adanya kencan antara dua orang yang “berbeda kasta”. Kalau istilah gaulnya sekarang adalah “nggak lepel”.

Tentu, dalam budaya ketimuran kita, terasa kasar dan tidak sopan mengatakan ini. Sehingga, seringkali yang bisa dilakukan adalah memberikan isyarat penolakan. Tetapi seperti digambarkan dalam film Hitch (2005), isyarat sejelas apa pun tak jarang tak mampu ditangkap pihak lawan. Dan hal ini sebenarnya tergantung “jam terbang” pihak yang “mengejar” saja.

Penolakan semacam ini sebenarnya bukan hanya dalam konteks relasi hubungan asmara antara pria dan wanita saja, tetapi juga dalam bisnis atau hal lain dalam hidup. Cara orang lain menolak pun terlihat, apakah ia memang benar-benar tidak memberikan kesempatan pada kita atau hanya sedang tidak pas saja waktunya. Dan yang paling berpengalaman soal ini adalah para petugas penjualan atau salesperson.

Mendapatkan kontak langsung dengan pihak yang dituju sebenarnya baru langkah awal. Tahap paling penting berikutnya adalah membuat yang bersangkutan menyadari maksud Anda. Apabila “menjual produk” bisa diganti dengan “membantu pelanggan”, maka sebenarnya “ingin memiliki pasangan” juga bisa diganti dengan “membuatnya pasangan bahagia”. Penekanan pada value atau nilai ini niscaya membuat “sasaran tembak” sadar pada betapa berharganya kita bagi mereka.

Dalam banyak kasus, seringkali ketidaksetaraan ini harus ditekankan sedemikian rupa, karena bila dipaksakan, akan terjadi hal-hal yang jelas tidak diinginkan kedua belah pihak. Contohlah ada seorang pegawai bergaji 5 juta rupiah per bulan menginginkan mobil sport seharga milyaran, tentu ini “cinta yang bertepuk sebelah tangan”. Kecuali tiba-tiba ia diberi warisan keluarga yang kaya, menikah dengan orang kaya, menemukan harta karun, mendapatkan proyek besar atau pindah kerja ke tempat bergaji besar, maka harapan itu tak mungkin terwujud. Dan seharusnya pihak yang “berada di luar liga” tadi menyadarinya daripada dipermalukan atau mengalami kekecewaan lebih besar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s