Hari ini adalah hari terakhir di 2015. Apa pun yang kita lakukan, tak akan bisa mencegah “tenggelamnya mentari senja” guna menutup tahun. Dan apa pun cara yang kita pilih untuk memperingati pergantian tahun ini, tepat jam 00:00 tengah malam nanti 2015 telah pergi.
Berdasarkan evaluasi saya pribadi terhadap diri sendiri, saya harus melakukan satu hal penting: hijrah. Dalam arti harfiah, kata bahasa Arab ini bermakna pergi atau pindah. Bila dikaitkan dengan sejarah, umat Islam awal di Mekkah melakukan pengungsian ke Madinah karena terancam keselamatannya. Mereka kemudian disebut kaum “muhajirin”, yang arti harfiahnya adalah “mereka yang berpindah”.
Seringkali, hijrah itu berat. Apalagi bagi yang ketakutan meninggalkan zona aman dan nyaman.
Tapi hidup kita tak akan berkembang kalau tak melakukan apa-apa. Kita tak akan bergerak kalau cuma diam. Kita tak akan maju kalau berhenti. Dan itu berarti sekedar melakukan rutinitas sehari-hari sampai mati, tanpa berani mengalahkan tantangan hidup yang berarti.
Tentu saja, bagi mereka yang menyandang status “pencari nafkah” (bread winner) akan ada banyak pertimbangan. Tetapi kerapkali resiko harus ditempuh. Seperti keluarga Pi -dalam film yang berasal dari novel- Life of Pi (resensi bisa dibaca dengan mengklik judul di samping) yang pindah dari India ke Kanada. Walau resiko hijrah itu sendiri juga tinggi. Keluarga Pi misalnya, harus menemui kematian karena badai di lautan.
Halangan serupa badai dalam kehidupan pasti akan dihadapi. Dan seperti warga di kawasan konflik atau bencana alam yang terpaksa mengungsi, hijrah dalam hidup juga harus dilakukan bila sudah mendesak. Karena lebih baik mati saat sedang berupaya menggapai hidup lebih baik, daripada mati karena malas berusaha bukan?
Maka, sudah selayaknya kalau kita memberanikan diri hijrah. Apalagi bagi saya, berat sekali meninggalkan semua. Tetapi saya justru termotivasi saat menyaksikan acara “Hitam Putih” di Trans 7 beberapa waktu lalu. Betapa seorang master pesulap tersohor seperti Deddy Corbuzier merelakan diri “hijrah”, meninggalkan dunia sulap yang telah membesarkannya. Semua itu demi menaklukkan diri sendiri dan meraih masa depan lebih cemerlang.
So, pada hari ini saya mengucapkan selamat tinggal pada dunia lama saya. Termasuk semua hal dan orang yang menghalangi langkah saya, tanpa kecuali.
Hijrah! Insya ALLAH istiqomah! Aamiin.
Ilustrasi: islam.ru