Tahun ini peringatan hari kelahiran “juru selamat” umat Islam dan Kristiani hanya berbeda sehari. Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada hari ini, 24 Desember 2015. Hal ini bisa terjadi karena penanggalan Hijriah yang digunakan Islam berdasarkan peredaran Bulan (lunar system), sementara kalender Gregorian atau dikenal sebagai kalender Masehi di Indonesia menggunakan perhitungan berdasarkan peredaran Matahari (solar system). Sehingga penanggalan di kalender Islam seolah “bergeser” tiap tahunnya bila dibandingkan dengan penanggalan Masehi.
Tanggal kelahiran Rasulullah sendiri ditetapkan pada 12 Rabi’ul Awwal. Sehingga pada tahun 2015 yang bertepatan dengan tahun 1436 H. merupakan tahun ke-1445 kelahiran Beliau SAW. Kenapa bisa begitu? Karena tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah bertepatan dengan tanggal 20 April 570 M. Kalender Hijriah sendiri bukan dihitung dari tahun kelahiran Nabi, melainkan dari saat beliau hijrah dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 M.
Sebenarnya, tidak ada perintah dalam Islam untuk merayakan Maulid. Apalagi beberapa ahli sejarah Islam berbeda pendapat soal tanggal tepatnya Rasulullah lahir. Para sahabat generasi pertama dan kedua (tabi’it dan tabi’it tabi’in) pun tak ada yang memperingatinya. Kemungkinan besar tradisi ini dimulai di masa kekhalifahan dinasti Umayyah.
Walau begitu, sangat bagus sebenarnya bagi umat Muslim untuk memperingatinya, walau saya agak kurang sepakat dengan kata “merayakan” karena terkesan hura-hura. Tetapi baiklah untuk sementara tidak apa-apa dipakai dahulu. Karena di dalamnya ada makna perayaan.
Apabila umat Kristiani bergembira-ria saat Natal, sudah selayaknya umat Muslim juga demikian saat Maulid Nabi. Musababnya, di hari inilah seluruh dunia bergembira dengan dilahirkan sang “juru selamat”, Nabi Terakhir umat manusia, Kekasih Tuhan yang mulia, yang namanya disetarakan dengan Tuhan sendiri dalam syahadat dan adzan, kepadanya kita semua akan mengharapkan syafa’at di hari kiamat: Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam.
Ilustrasi : idjoel.com