Perkembangan Film Indonesia

Deddy Soetomo-aktor utama pria terbaik

Deddy Soetomo-aktor utama pria terbaik (Foto: koran-sindo.com)

Semalam, digelar ajang penganugerahan pemenang Festival Film Indonesia 2015. Ajang tertinggi penghargaan bagi insan perfilman Indonesia ini dimulai tahun 1955, tetapi baru diadakan teratur sejak 1973. Pada tahun 1992 sempat terhenti dan baru dimulai lagi pada tahun 2004.

Sebenarnya, dari segi banyaknya film yang tayang di layar bioskop kita sudah jauh lebih baik daripada saat periode 1990-an. Apalagi kualitasnya pun meningkat cukup pesat. Penonton Indonesia pun sudah cukup mampu mengapresiasi film-film berkualitas. Bahkan Dewan Juri FFI 2015 membuat kejutan, film yang dinobatkan sebagai “Film Terbaik” yaitu “Siti” justru tidak (belum) tayang di bioskop! Kategori aktor utama pria terbaik juga jatuh ke tangan aktor senior yaitu Deddy Sutomo melalui film “Mencari Hilal”. Ia mengalahkan Reza Rahardian yang masuk nominasi dalam dua film, yakni “Guru Bangsa Tjokroaminoto” dan” Kapan Kawin”.

Melihat festival semalam, rasanya sulit mengerti mengapa penonton bioskop terus turun dari tahun ke tahun. Apalagi penonton film Indonesia. Dan hal ini terbukti dari riset yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research Center yang dipimpin oleh Dr. Ade Armando. Perbandingan penonton film Indonesia dengan film buatan Amerika Serikat atau Hollywood bak bumi dengan langit. Tetapi ancaman juga datang dari negara lain seperti India, China, Korea Selatan dan Thailand.

Saya sebenarnya tidak berkepentingan langsung dengan dunia perfilman. Saya menonton film sekedar hobby saja. Dan saya pun membuat situs http://resensi-film.com sebagai penyalurannya. Tentu saja saya kerapkali menjadikan film sebagai inspirasi bagi saya, termasuk bagi pelatihan dan tulisan. Tetapi, secara material, saya tidak mendapatkan hasil atau keuntungan apa pun dari dunia itu.

Maka, meski prihatin dengan turunnya jumlah penonton, saya mengapresiasi kreativitas para insan perfilman dengan tinggi. Karena saya tak bisa apa-apa, maka hal terbaik yang bisa saya ‘bantu’ adalah membuat kritik film yang jujur dan adil. Sesuai saran Bang Ade sendiri, agar calon penonton tertarik untuk lebih sering menonton film Indonesia di bioskop.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s