Nikmat Yang Dicabut

merenung

Selama ini saya abai pada begitu banyak nikmat yang dianugerahkan Allah. Saya sibuk merutuki berbagai hal negatif yang menimpa. Meratapi apa yang saya tidak punya, belum punya atau tidak lagi saya punyai.

Saya lupa bersyukur pada apa yang masih ada. Padahal, apa yang dititipkan Tuhan kepada saya masih amat banyak. Banyak hal yang tidak dimiliki orang lain yang sudah atau masih saya miliki.

Dan hari ini, satu nikmat dicabut Tuhan dari saya. Nilai ekstrinsiknya kecil, tetapi intrinsiknya yang besar.

Apa yang saya sesali, saya ceroboh. Padahal,saya sebenarnya orang yang sangat hati-hati. Jarang sekali saya seperti itu. Akibatnya, saya pun membodoh-bodohi diri sendiri.

Tapi mau apa lagi? Semua sudah terjadi. Saya tak bisa apa-apa lagi.

Walau jujur, apa yang terjadi hari ini adalah musibah langsung terbesar yang menimpa saya. Semoga saja Tuhan mencukupkan segala cobaan, ujian, azab berupa musibah kepada saya sampai di sini saja. Aamiin.

Saya hanya berharap, semoga saya tidak menjadi putus asa apalagi sampai tidak berterima kasih sebagaimana disinyalir Tuhan dalam Al-Qur’an surat Huud (11) ayat 9 berikut:

وَلَئِنْ أَذَقْنَا الإنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ كَفُورٌ

Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.

Sumber kutipan Al-Qur’an: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-hud-ayat-6-16.html

Sumber foto: dmi.or.id

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s