TNI Kuat Dambaan Rakyat

HUT TNI 2015-@BhayuMH

Hari 5 Oktober 2015 ini TNI berulangtahun ke-70. Sejak didirikannya, embrio TNI adalah dari laskar pejuang rakyat. Menurut sejarahnya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan penyatuan dari Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dan laskar-laskar pejuang rakyat yang ada. Adalah Presiden Soekarno yang pada 5 Mei 1947 mengeluarkan keputusan tersebut. Sementara tanggal 5 Oktober yang diperingati sebagai hari lahir TNI sebenarnya merupakan tanggal penetapan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang diubah dari bentuk sebelumnya yaitu Badan Keamanan Rakyat (BKR). Pembentukan BKR merupakan penyiasatan karena saat dibentuk pada 22 Agustus 1945 oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) Sekutu justru tengah bersiap kembali ke Indonesia. Karena Indonesia sebagai jajahan Jepang pasca Perang Dunia II disiapkan untuk ‘dikembalikan’ kepada Belanda. Terbukti dengan diadakannya Operatie Product -yang dikenal di Indonesia sebagai Agresi Militer- Belanda dua kali, pada 1947 dan 1948.

Hingga penyatuan TRI dengan laskar-laskar pejuang rakyat, sebenarnya perjuangan dilakukan bersama-sama oleh banyak unsur. Bahkan, justru perjuangan non-bersenjata yang menuntaskan perjuangan bersenjata. Karena bagaimanapun, kesepakatan yang ditandatangani dalam perundingan mengikat pihak yang bersepakat. Perjuangan bersenjata sampai kapan pun tidak akan membuat tercapainya suatu tujuan, hanya mendesakkan tujuan.

Walau begitu, perjuangan bersenjata jelas sangat berperan. Karena bila kita maju ke meja perundingan tanpa adanya ancaman nyata dari lapangan, jelas cuma akan jadi “macan kertas”. Pemerintah pendudukan mana pun baru akan gentar apabila rakyat di negeri yang dikuasainya melawan dengan senjata.

Kementerian Pertahanan selaku pihak yang bertanggung-jawab pada tataran konsep dan strategis telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) dalam tiga tahap. Renstra I (2010-2014), Renstra II (2015-2019) dan Renstra III (2020-2024). Dan ini merupakan terobosan karena siapa pun Presidennya, diharapkan meneruskannya. Karena bila tidak, maka rencana pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) TNI akan gagal. Padahal, targetnya kita harus menjadi 10 Besar Kekuatan Militer Dunia.

Pada saat ini, menurut Global Firepower, Indonesia menempati peringkat ke-12 di dunia. Sementara menurut Business Insider, kita ditempatkan di nomor 19. Kelihatan hebat? Mungkin saja. Kita boleh berbangga untuk itu. Tetapi harus diperhatikan, bahwa pemeringkatan itu menghitung faktor non-militer. Sebutlah seperti jumlah penduduk dan GNP. Karena di saat perang, semua itu memang berperan. Tetapi dari segi alutsista, jelas kita masih jauh dari ideal.

Karena itu, belanja pertahanan kita terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. Dan memang ini sangat diperlukan karena zaman sudah berubah. Modernisasi alutsista ini mutlak perlu. Apalagi perang di zaman teknologi informasi ini sudah banyak berubah. Penggunaan drone bersenjata misalnya, begitu efektif menghancurkan target dari jarak sangat jauh dengan korban di pihak penyerang nol. Demikian juga dengan data intelijen dari satelit dan jaringan internet, memerlukan kemampuan khusus yang jelas bukan wilayah asli keahlian tentara konvensional.

Maka, sudah jadi keharusan TNI yang kuat, karena itu jelas dambaan rakyat. Dirgahayu TNI. Maju terus pantang mundur!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s