Di zaman teknologi informasi seperti sekarang, sulit sekali membuat kita merasa “wow”. Apalagi kebanyakan manusia penghuni dunia berkepribadian “phlegmatic”. Tetapi video clip dari Taylor Swift yang judul lagunya saya jadikan inspirasi tulisan ini, membuat saya ternganga. Baguuuuuus banget!
Dibuat seperti film dalam film, mengisahkan karakter Taylor Swift sedang melakukan shooting film di Afrika. Dan ia jatuh cinta pada lawan mainnya di film tersebut. Tetapi kemudian terjadi pertengkaran dan keduanya pun tidak lagi sebagai kekasih, walau tetap melanjutkan perannya di film itu secara profesional.
Menyaksikan video clip tersebut, kembali kerinduan saya muncul. Berbeda dengan kebanyakan orang yang ke luar negeri ingin “hidup mewah” dengan cara berlibur di hotel berbintang dan “wisata belanja”, saya tidak. Sebenarnya dalam hal ini, saya sangat terinspirasi dari seseorang yang pernah begitu berarti bagi saya. Bersama dia saya mengeksplorasi bahwa dunia ini sesungguhnya eksotis. Dan tempat paling eksotis bukanlah kota yang gemerlap seperti New York apalagi sekedar Singapura, tetapi justru benua panas nan gersang: Afrika. Ya. Afrika.
Di sanalah konon peradaban manusia dimulai. Catatan sejarah paling tua ditemukan di benua itu. Dan alam liarnya, sangat asli. Beruntunglah benua itu justru “miskin” dalam tanda kutip. Karena bila “kaya”, tentu alamnya sudah tidak terpelihara seperti sekarang. Lihatlah Eropa, Amerika dan Asia. Betapa perusakan hutan menjadi masalah besar. Kepunahan aneka hewan dan tumbuhan pun menjadi niscaya. Sudah 1/3 populasi kingdom of animalia dan kingdom of plantae musnah. Dan itu berlangsung sangat cepat, hanya dalam 200-an tahun sejak Revolusi Industri dimulai pada 1760. Kalau ini terus berlangsung tanpa ada pencegahan, niscaya akan terjadi dystopia di masa depan Bumi. Kita akan kembali ke zaman batu, berebut sumber daya mendasar seperti air dan makanan.
Kembali ke lagunya penyanyi kelahiran 13 Desember 1989 itu, kata “impian terliar” alias “wildest dream” dalam terminologi Barat seringkali diartikan sebagai “khayalan kosong”. Di masyarakat kita yang populer adalah istilah “mimpi siang bolong”. Seringkali memang digunakan oleh wanita untuk mengejek pria yang “naksir”, tetapi dianggap “nggak lepel”. Contoh, si pria nembak, “Would you be my lover?” Dan si wanita menjawab, “In your wildest dream!” Kalau di kita, itu sama saja dengan “ngimpi aje lu!”
Saya sendiri sedang “ngimpi” untuk mendapatkan seseorang wanita yang tingkatannya terasa “di atas” saya. Soalnya beliau terkategori selebritis. Tapi lebih daripada itu, dia sangat pintar. Itu kriteria utama saya bagi seorang wanita. Tetapi di sisi lain, saya masih mengharapkan ada perbaikan hubungan dengan mantan saya, yang juga pintar. Dari dua itu, yang mana pun yang datang lebih dulu kepada hidup saya saat ini, itulah komitmen terakhir saya. Ah, daripada “ngimpi” terus, mending dengarkan saja lagu yang video clip-nya bikin “termehek-mehek” ini….
Sumber foto: