Saya mungkin tergolong sangat terlambat masuk ke Instagram. Sebenarnya musababnya adalah saya malas membebani gawai yang saya pakai. Namun, pada 2 September 2015, saya memutuskan masuk ke media sosial khusus berbagi foto dan video itu. Alasannya saya tuliskan di account FaceBook utama saya https://www.facebook.com/bhayu.mh (tautan status di sini). Account saya sama dengan Twitter, yaitu @BhayuMH. Atau lengkapnya: https://instagram.com/bhayumh/.
Terasa agak sentimentil, tetapi itulah saya. Karena memang saya tipe orang yang merasa harus memiliki tujuan di setiap langkah kehidupan. Bahkan untuk sesuatu yang terbilang “biasa saja” buat orang lain, buat saya tidak begitu. Kenapa? Karena “life on purpose” itu sangat penting bagi saya, yang selama bertahun-tahun kehilangan tujuan hidup. Dan kali ini pun, saya membuka acccount tersebut dengan tujuan: Karena saya membuka bisnis fotografi bersama kawan lama saya, seorang murid dari Darwis Triadi.
Maka, berbeda dengan orang lain yang memanfaatkan Instagram semata sebagai ajang narsis dan ngeksis belaka, saya gunakan untuk memajang karya fotografi. Selain sebagai ajang promosi, tentu saja juga sebagai ajang apresiasi bagi diri saya sendiri. Juga untuk memacu supaya terus berkarya makin baik lagi dari hari ke hari.
Saya tak hendak menjadi “selebgram”. Karena di Indonesia, rekor untuk hal ini justru dipegang para alay. Maklum saja, penggunanya memang mereka yang berusia belasan hingga awal dua puluhan. Sementara saya yang sebentar lagi 40 termasuk sudah “ketuaan”. Karena itu, saya tak berharap mendapatkan followers atau likers yang banyak. Cukup bagi saya mengunggah karya. Itu saja.
Tak ada lagi pujian yang diharapkan. Tak ada lagi keinginan dimengerti.
Saya sudah tak peduli pada pendapat orang lain. Tapi bukan berarti saya tidak menghargai masukan. Justru kalau ini yang saya tunggu dari para sahabat dan teman baik. Makanya, yuk terkoneksi di Instagram. Follow saya, dan insya ALLAH saya akan follow back selama Anda mention. See you there, Instagrammers! 😉