Kekuatan Ide

FB FanPage BMH-V_for_Vendetta

Beberapa kali saya beradu argumen dengan orang-orang yang mengatakan “ide itu murah”. Dan lebih marah lagi saya pada orang yang dengan santainya “meminta ide dikumpulkan”. Kenapa? Karena banyak dari mereka itu sebenarnya sama sekali tidak kreatif dan cuma mau “mencuri ide”.

Maksud mereka mungkin terdengar mulia. Seringkali pernyataan “ide itu murah” lantas disambung dengan pernyataan lain “pelaksanaannya yang mahal”.

Padahal, itu sama sekali tidak benar.

Kalau ide itu dilontarkan kepada seseorang yang memang ahli di bidang ide itu berada, maka akan sangat mudah pelaksanaannya. Contoh konkret, adalah soal masakan. Lihatlah acara “Master Chef” di RCTI. Koki atau chef yang menjadi juri begitu ahlinya hingga cuma dengan melihat dan mencicipi masakan ia akan mampu meniru suatu makanan, bahkan tanpa melihat resep! Ini juga berlaku untuk foto bagi fotografer, aplikasi komputer bagi programmer, lukisan bagi pelukis, rancang bangun suatu bangunan bagi arsitek, obat bagi ahli farmasi, dan sebagainya.

Pernyataan yang saya ambil dari film V-for-Vendetta (2005) di atas (resensi bisa dibaca di http://resensi-film.com) itu punya dua makna. Pertama, si pemilik ide begitu mulianya hingga tak ingin diketahui sebagai pencetus suatu ide. Atau bisa jadi ia memang tak ingin diketahui karena bersembunyi akibat idenya itu berbahaya bagi keselamatannya. Penyembunyian identitas banyak dilakukan oleh para penulis Islam di Timur-Tengah dengan menyatakan karyanya sebagai “ditulis oleh si bodoh”. Itu karena penulisnya tak ingin riya’. Tetapi ide yang berbahaya biasanya dilakukan oleh para penentang rezim totaliter atau otoriter, seperti penulis yang menggunakan nama samaran.

Makna kedua adalah ide teramat sangat berharga, sehingga ia harus dilindungi. Dilindungi di balik topeng dan disembunyikan. Dan harus dibuat sedemikian rupa sehingga anti-peluru. Atau dengan kata lain, ia tak bisa ditembus orang atau pihak lain untuk dimanfaatkan.

Sepanjang pengalaman saya di Indonesia, banyak sekali pencuri ide di negara kita. Harus diingat, negara kita masuk lima besar negara dengan tingkat pembajakan paling tinggi di dunia. Itu jelas bukan prestasi membanggakan, tapi memalukan. Bukan hanya desain industri atau  hak cipta yang bernilai kapital saja yang dibajak, tapi juga karya ilmiah sepert skripsi.

Sulitnya ide berkali-kali saya buktikan saat mengajar maupun memberikan pelatihan. Misalnya saya beri waktu 15 menit untuk mencari ide kreatif dalam mata kuliah “creative thinking”. Ternyata, dari 50 orang di kelas, hanya 2 orang yang mampu menyelesaikan tugas dengan sempurna. Itu berarti persentasenya hanya 4 % saja! Menyedihkan bukan?

Maka daripada itu, bila memiliki ide, jangan sembarangan dilontarkan kepada siapa saja. Simpan dan lindungilah baik-baik, hingga satu saat Anda mampu mewujudkannya sendiri. Karena bila tidak, Anda akan gigit jari bila orang yang Anda ‘curhati’ itu mewujudkan ide Anda. Sementara, Anda sendiri sebagai pencetusnya malah tak dapat apa-apa!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s