Hidup yang Sesungguhnya

FB FanPage BMH-Braveheart

Kali ini, saya mengambil kutipan dari film kesukaan mantan pasangan hidup pertama saya AMP: Braveheart (1995). Film ini diangkat dari kisah epik karakter historis bernama William Wallace (untuk resensinya bisa dibaca di situs http://resensi-film.com). Sebagai tokoh perjuangan kemerdekaan Skotlandia, ia berjuang melawan tentara Inggris dalam “Perang Kemerdekaan Skotlandia” yang berlangsung dua kali yaitu pada Perang Pertama (1296–1328) dan Perang Kedua (1332–1357).

Meski terdapat kontroversi dalam filmnya karena adanya anggapan mengenai penggambaran sejarah yang kurang akurat, i film itu menginspirasi banyak orang. Termasuk riasan wajahnya karakter yang dimainkan oleh Mel Gibson itu diparodikan oleh pemimpin kelompok hyrax dalam film animasi Ice Age: Continental Drift (2012). Dan di dunia nyata, seusai film ini tayang di bioskop tahun 1995, kunjungan ke Stirling tempat asal Wallace di Skotlandia meningkat drastis. Selama beberapa tahun, konferensi tentang sejarah Skotlandia juga terus membahas pengaruh film ini.

Tetapi mari kita kesampingkan dulu mengenai film dan dampaknya. Di sini, saya lebih ingin membahas mengenai arti dari ucapan Wallace yang saya kutip di atas. Apabila diterjemahkan ke bahasa Indonesia, artinya adalah:

“Semua orang mati, tetapi tak semua orang sungguh-sungguh hidup.”

Apa sih artinya? Sepintas, kalimat itu secara harfiah tekstual aneh. Tetapi, bila diselami lagi, ternyata dalam maknanya.

Hidup yang sesungguhnya, itulah maksud dari Wallace. Atau dalam istilah sekarang: “hidup yang berkepenuhan”.

Ketika hendak memulai perang, Wallace sempat ragu-ragu. Karena ia sendiri cuma seorang petani, meski dianggap tokoh dan sebenarnya termasuk bangsawan Skotlandia. Salah satu sebab keraguannya adalah kekuatan Inggris lebih besar. Tetapi, berbekal tekad dan keyakinan kuat, ia pun berani bangkit dari “tidur panjang”-nya. Melawan ketakutannya sendiri, dan menggalang keyakinan para bangsawan, ia pun kemudian berperang.

Dalam hidup, kita pun sesungguhnya juga berperang. Malah, tiap hari. Kita harus berperang melawan kemalasan untuk bangun pagi, berhadapan dengan rekan kantor atau client yang tak selalu ramah, dan tentu sejuta masalah lain termasuk kemacetan di jalan. Tetapi paling utama, kita harus melawan diri sendiri yang akan senang berada di “zona aman” dan “zona nyaman”.

Hidup yang sesungguhnya berarti bukan sekedar “ngabisin umur” belaka. Pergi-pagi-pulang-petang-penghasilan-pas-pasan, itu istilah bercandanya. Tetapi hidup yang kalau dalam istilah motivator seperti sobat saya Rene Suhardono “mengejar passion”. Ini memang bisa satu buku sendiri penjelasannya.

Intinya, hiduplah bahagia. Hidup dengan penuh rasa syukur pada apa yang sudah ada. Tetapi tidak lantas berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa demi perbaikan sampai kita mati nanti.

Maka, mari kita maju berperang menantang hidup sambil berseru lantang seperti Wallace: “Rus!”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s