Hidup ini sebuah perjalanan. Laiknya perjalanan biasa dari satu titik ke titik berikutnya, bisa jadi kita tidak menempuhnya dalam satu garis lurus. Tidak semua kendaraan bisa masuk jalan tol. Jalan biasa di kota yang tidak kita kenal bisa membuat kita tersesat. Apalagi bila kita ingin mengambil jalan pintas.
Hidup pun begitu. Cita-cita atau tujuan yang kita dambakan, bisa jadi tidak tercapai. Kata “tidak tercapai” di sini janganlah diartikan negatif. Karena justru belum tentu cita-cita itu merupakan impian hidup kita sebenarnya. Seperti pernah saya tulis, saat kecil, kita terbiasa menyebutkan profesi tertentu sebagai “cita-cita” kita. Dan biasanya, dari mulai kita masih belum sekolah hingga lulus sekolah atau kuliah, “cita-cita” itu berubah beberapa kali. Jadi, makin dewasa kita, makin realistis kita pada hidup.
Semua orang boleh bercita-cita jadi presiden misalnya. Tetapi, berapa persen yang mencapainya? Mungkin malah kurang dari 0,1 % saja. Padahal, bisa jadi ada sebuah perencanaan matang yang telah disusun. Malah, yang betul-betul jadi presiden sama sekali tidak merencanakannya. Sebutlah seperti Jokowi sekarang ini.
Maka, bila kita berbelok dalam sebuah “persimpangan hidup”, dan ternyata itu malah membawa kita menjauh dari tujuan, atau malah memupuskan “cita-cita” kita, jangan kuatir. Kita selalu bisa merancang arah dan jalan baru. Asalkan kita tahu bagaimana membuatnya. Dan tentu saja tergantung dari karakter kita sendiri. Apabila kita follower atau terbiasa mengikuti arahan dan petunjuk orang lain, tentunya akan sulit. Tetapi bagi yang mampu keluar dari “kotak”, maka niscaya perubahan itu mudah diadaptasi.
Itulah yang diutarakan oleh Profesor X alias Charles Xavier yang kutipannya saya ambil di atas. Ia mengingatkan, “Hanya karena seseorang tersandung, kehilangan arah, tidak berarti mereka tersesat selamanya. Terkadang kita memerlukan sedikit bantuan.”
Dalam hidup, seringkali kita mengalami hambatan. Kita tersandung bahkan terjatuh. Tetapi itu bukanlah akhir dari hidup kita. Bila kita memang sedang di bawah, bukan tidak mungkin kita memerlukan bantuan orang lain. Tak perlu malu apalagi sombong. Bahkan superhero pun perlu bantuan saat ia sedang kalah.
Kita pun begitu. Karena itu, sudah selayaknya bila kita melihat hal ini dari dua sisi. Bila kita sedang jatuh atau tersesat arah dalam hidup, bangkit dan jangan patah semangat. Bila memang perlu bantuan, kita harus mencarinya. Sebaliknya bila posisi kita sedang di atas, maka selayaknya kita membantu teman yang sedang tersesat tadi. Karena kita manusia hanya bisa hidup lebih baik dan berkualitas dengan saling peduli kepada sesama.