Soekarno & Kontroversinya

pancasila-2-121106c

Pada peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2015 lalu, Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwasanya Soekarno lahir di Blitar-Jawa Timur. Pernyataan resmi ini mengundang tanggapan karena menurut data sejarah, Soekarno dilahirkan di Surabaya, ibukota provinsi Jawa Timur kini. Walau memang benar beliau dimakamkan di Blitar, termasuk juga keluarga ayahnya memang tinggal di Blitar.

Meski Sukardi Rinakit “pasang badan” mengatakan bahwa dirinyalah yang membuat teks pidato resmi presiden, riak kecaman tetap mengemuka. Apalagi, para “hatters” sisa pendukung fanatik pasangan Prahara masih giat bergerilya di dunia maya terutama media sosial. Masalah kecil itu kemudian jadi membesar.

Sebenarnya, masalah tanggal lahir Soekarno baru satu dari sejumlah kontroversi dan misteri yang melingkupi dirinya. Masalah jumlah istri juga kerap disembunyikan. Ini karena sesuai keyakinan umum masyarakat beragama Islam golongan Sunni yang dianut Soekarno, seorang lelaki hanya boleh memiliki maksimal empat orang istri saja. Sementara Soekarno tercatat punya istri 9 orang! Walau sebenarnya yang masih dalam status istri saat ia wafat hanya 7, karena 2 yang pertama sudah diceraikan atas permintaan sang istri karena tak mau dimadu.

Kontroversi lain adalah perannya dalam sejarah bangsa. Mulai dari masa pra-kemerdekaan hingga kejatuhannya setelah 22 tahun berkuasa.

Soekarno sempat dianggap kolaborator Jepang, terutama karena ia justru banyak berunding dengan “saudara tua bangsa Asia” tersebut. Ada foto Soekarno tengah jadi mandor romusha. Padahal, romusha adalah bentuk kerja paksa yang memakan banyak sekali korban jiwa manusia Indonesia. Saya pernah membaca salah satu pendapat pakar sejarah (maaf saya lupa siapa namanya), bahwa masa pendudukan Jepang 3,5 tahun telah memakan korban jiwa lebih banyak daripada 350 tahun pendudukani kolonial Belanda.

Tentu saja kontroversi paling besar seputar Soekarno justru di saat kejatuhannya. Soekarno yang dijadikan “Presiden seumur hidup” oleh MPRS pada 1963, justru dipaksa turun tahta pada tahun 1967. Hal ini sebagai epilog dari rangkaian kejadian sejak 1965, dimana terjadi gerakan pemberontakan yang mengakibatkan terbunuhnya 6 perwira tinggi TNI AD di Jakarta, 2 perwira menengah di Yogyakarta dan seorang perwira pertama di Jakarta. Tapi yang mengerikan adalah justru laporan pasca pemberontakan. Dengan alasan menumpas pemberontak dan menyelamatkan negara, diyakini tak kurang dari 2 juta rakyat dibunuh. Mereka disangkakan sebagai anggota PKI dan organisasi lain pendukungnya. Bahkan, mereka yang pendukung Soekarno pun menjadi korban. Padahal, saat itu, dari 1965 hingga 1967, Soekarno masih Presiden yang sah. Walau ada “matahari kembar” karena Soeharto sebagai Pangkopkamtib dan pengemban Supersemar kemudian ditunjuk sebagai pejabat Presiden.

Secara resmi, PKI dituding sebagai dalang peristiwa 1965. Tetapi, “naskah sejarah tandingan” justru meyakini bahwa dalangnya adalah Soeharto. Faktanya, dia yang paling mendapatkan keuntungan. Penamaan teori atas gerakan bawah tanah Soeharto adalah “nabok nyilih tangan” dan “kudeta merangkak”.

Sebagai efek dari digulingkannya Soekarno secara tidak normal, terjadi de-Soekarnoisasi sepanjang masa kekuasaan Orde Baru pada 1965-1998. Bahkan hingga Pemilu 1970, para pendukung Soekarno tiarap. PNI sebagai partai penguasa di era Orde Lama dan pemenang Pemilu 1955, kesulitan berkampanye. Akhirnya, sejak itu, Pemilu selalu dimenangkan oleh Golkar, partai penguasa milik rezim Orde Baru.

Hal-hal itulah yang membuat sosok Soekarno yang lahir pada tanggal ini di tahun 1901 menjadi kontroversial. Bagaimana pun, kita tak dapat menyangkal besarnya jasanya pada bangsa ini. Karena bukan saja ia sebagai salah satu dari dua orang proklamator, salah satu dari tim penyusun UUD 1945, tetapi terutama karena dialah “Penggali Pancasila”, dasar negara kita yang hebat itu.

Sumber ilustrasi: liputan6.com

One response to “Soekarno & Kontroversinya

  1. Ping-balik: Apakah Kita Pancasila? – marhaenis lokajaya·

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s