Dalam hidup, sebenarnya ada banyak sekali tahapan yang kita lalui. Seringkali kita melaluinya begitu saja tanpa menyadarinya. Padahal, sebenarnya di sana terdapat “tonggak pencapaian” atau dalam bahasa Inggrisnya disebut “milestone”. Arti harfiahnya adalah “tonggak penanda jarak”. Kalau kita pernah perhatikan, di tepi jalan mana pun di dunia, akan ada “milestone” semacam ini. Di Indonesia ada di kiri jalan, karena sistem lalu lintas kita berpengemudi sisi kanan. Biasanya nama kota disingkat menjadi tiga huruf, Jakarta menjadi “Jkt”, lalu ada angka di bawahnya menunjukkan jarak dari tonggak itu tertancap ke kota yang dituliskan. Karena sistem metrics kita menggunakan meter, maka yang tercantum adalah kilometer, bukan mil. Apa guna tonggak itu? Tentu saja untuk mengukur seberapa jauh lagi perjalanan yang harus kita tempuh menuju kota berikutnya.
Nah, dalam hidup, “milestone” itu juga berfungsi sebagai penanda prestasi. Dalam ilustrasi foto yang unggah di atas, adalah pencapaian klub Manchester United yang “saya tangani”. Tentu saja bukan dalam dunia nyata, melainkan dalam sebuah game bernama “Football Manager”. Di situ, terlihat bahwa ada tiga pemain yang menorehkan catatan penting di karirnya pada hari pertandingan yang sama. Pertama adalah Wayne Rooney yang mencetak gol ke-200 bagi klubnya. Ini sekaligus juga menahbiskannya sebagai pencetak gol terbanyak di liga Inggris bagi klubnya sepanjang masa, mengalahkan torehan para legenda lainnya. Di sisi lain, ada Christiano Ronaldo dan Ashley Young yang mencatatkan rekor penampilan sebanyak masing-masing300 kali dan 150 kali untuk klub.
Di balik torehan prestasi “milestone” yang terlihat itu, sebenarnya ada perjuangan panjang. Termasuk saya sebagai “manager klub”. Anda lihat, di situ Christiano Ronaldo kembali bermain di Manchester United. Artinya, saya berhasil “memanggilnya pulang” dari Real Madrid, klubnya saat ini. Lebih jauh lagi, ada peran banyak orang di balik pencapaian ketiga pemain tersebut. Ada pelatih, dokter klub, fisioterapis, bahkan mungkin sekedar penjaga pintu.
Karena olahraga adalah industri, maka penggunaan statistik sangat penting. Data sangat dihargai. Tapi, itu bukan sejak dulu. Di cabang baseball misalnya, banyak klub pada dekade 1970-1980-an mengabaikannya. Hal ini bisa dilihat dari film Moneyball (2011) yang diangkat dari kisah nyata. Sepakbola pun begitu. Pencatatan statistik pemain baru mulai teratur sejak komputer diperkenalkan di era 1980-an.
Dalam hidup kita, “milestone” ini haruslah kita kenali sendiri. Kita harus menghargainya sedemikian rupa, bahkan saat tak ada orang lain yang peduli. Karena kitalah pertama-tama yang harus menghargai diri sendiri lebih dulu, baru orang lain.
Maka, bila kita berhasil meraih “tonggak pencapaian” dalam perjalanan sejarah hidup kita, berhentilah sejenak untuk merayakannya. Walau mungkin dengan cara yang teramat sederhana sekali pun. Bahkan dalam kesendirian tanpa ada satu orang pun tahu. Tapi jelas ada dua yang pasti tahu. Kita sendiri… dan Tuhan. Bersyukurlah atas apa yang telah kita raih. Karena prestasi bukanlah suatu hal yang mudah. Maka, tandailah “tonggak pencapaian” dalam hidup kita itu dengan lebih pantas.
Ping-balik: Milestone Lagi! | LifeSchool by Bhayu M.H.·