Ujian: Antara Proses & Hasil

ujian

Hari ini adalah hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional tingkat Sekolah Dasar. Karena kecil kemungkinan anak SD membaca blog ini, maka bisa jadi ada di antara LifeLearner yang memiliki anak atau keponakan seusia 5-12 tahun.

Saya sempat melihat di tayangan televisi, sejumlah siswa SD mencontek dengan santainya. Padahal, ada guru pengawas di sekitar mereka.

Mengingat masa kecil, saya tidak sok suci, tetapi saya belum mencontek di SD. Saya mulai mencontek di kelas 3 SMP dan terakhir kelas 2 SMA. Tetapi saya tidak pernah mencontek di EBTA/EBTANAS, melainkan hanya di ulangan harian saja. Karena seringkali, ulangan harian diadakan mendadak sehingga tidak sempat belajar.

Kenapa saya melakukan itu?

Pertama, saya menghargai proses. Ujian adalah tahapan terakhir untuk menguji seluruh proses yang telah kita lalui. Alangkah sayangnya bila selama sekian tahun belajar lantas dicederai dengan beberapa hari ujian yang tak jujur. Kedua, saya yakin pada kemampuan diri saya sendiri. Untuk mengikuti ujian akhir seperti UN (yang dulu bernama EBTA/EBTANAS), saya sudah mengambil les tambahan paling tidak selama 6 bulan sebelumnya. Ketiga, dan ini yang terutama, saya takut Tuhan. Ya, karena mencontek jelas sebuah ketidakjujuran. Dan ini akan berimbas pada kehidupan di masa depan. Seorang yang terbiasa mencontek jelas bukan orang yang jujur. Ia akan dengan santainya memplagiasi (atau kalau dalam istilah file sharing computer adalah copy-paste) karya orang lain.

Maka, berbahagialah Anda yang putra-putrinya menghargai proses UN bukan sekedar deretan angka di atas kertas belaka. Mereka tahu, bahwa hasil tidak selalu harus bagus, tetapi prosesnya justru harus selalu baik.

Ini bisa diibaratkan apabila kita sedang memanggang kue. Asalkan mengikuti resep dengan baik, niscaya hasilnya bagus. Tetapi, hal di luar dugaan bisa terjadi. Contohnya oven yang rusak menyebabkan suhu terlalu tinggi hingga kue hangus terbakar.

Bila hasilnya ternyata tidak bagus, asal prosesnya baik, niscaya akan ada cara meningkatkannya. Kue bisa dipanggang ulang lagi. Ujian bisa diulang lagi. Atau kalau pun tidak bisa, toh tidak hanya ada satu jalan dalam kehidupan.

Sekali lagi, hargailah sebuah proses dalam ujian. Karena hasil bukanlah segalanya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s