Kontrol

FB FanPage BMH-C Grey

Saya tak peduli pada orientasi seks Anda. Tetapi saya mendapatkan begitu banyak inspirasi dari film Fifty Shades of Grey (2015) yang di Amerika Serikat tayang perdana pada Valentine’s Day tahun ini. Film ini dilarang edar dan tayang secara resmi di bioskop Indonesia karena memang menunjukkan unsur sensualitas dan seksualitas yang kental. Dari segi genre-nya, memang film ini masuk kategori “erotika” yang di negara maju seperti A.S. dan Uni Eropa jelas berbeda dari pornografi. (Soal ini akan saya bahas kemudian).

Kutipan yang saya jadikan “quotation with picture” di atas adalah tentang kontrol. Arti harfiahnya adalah “Saya berlatih mengendalikan di segala hal.”

Tergantung sudut pandang, kalau kita bermaksud mengontrol orang lain apalagi dalam konteks negara, maka bisa jadi negatif. Karena orang yang “control freak” seperti itu jelas akan jadi menjadi seorang diktator bahkan tiran. Semua nama besar yang tercatat sejarah sebagai penguasa akbar imperium jelas punya kemampuan “kontrol” yang sangat tinggi. Baik itu mereka yang tercatat sejarah dengan tinta emas maupun tinta darah.

Tetapi saya memaknainya justru dari sisi “kontrol ke dalam diri”, atau  “self control”. Bahasa “keren”-nya adalah “kendali diri”. Dalam agama atau spiritualitas mana pun, inilah yang dituju. Baik dengan ritual ibadah maupun pengalaman kepada kehidupan.

Kontrol terhadap diri sendiri juga yang dipraktekkan para ahli bela diri. Saya ingat sewaktu kecil menonton sebuah film serial di TVRI  berjudul Kungfu (1972-1975). Bintangnya adalah David Carradine yang memerankan seorang Grand Master Kungfu pengembara bernama Kwai Chang Caine. Ia begitu terlihat penuh kendali atau kontrol. Lawannya dijatuhkan bahkan tanpa menyentuh, malah memanfaatkan energi dari gerakan lawan. Emosinya pun begitu penuh kontrol. Ternyata, justru “gerakan gemulai” itulah pencapaian tertinggi kungfu yang seringkali disebut “Tai-Chi”. Kita juga bisa melihat hal ini pada karakter Shifu dalam film animasi Kungfu Panda (2008).

Nah, di film Fifty Shades of Grey (2015) ini, karakter Christian Grey digambarkan sebagai pengusaha muda yang menjadi taipan di usia 27 tahun. Ia bukan terlahir dari keluarga kaya, sehingga disebut sebagai “self made billionaire”. Mengesampingkan kisah erotikanya, sosoknya sebagai CEO sebuah perusahaan yang punya gedung dengan namanya sendiri yaitu “Grey House”, merupakan pribadi penuh kontrol. Ia tidak hanya tampak tenang dan mengendalikan sehari-hari di bisnis dan pekerjaannya, tetapi juga di kehidupan pribadinya. Terus-terang, sifat dan karakternya sangat cocok dan mirip dengan saya.

Dan dari film ini, saya pun terinspirasi untuk menjadi seperti dia. Sukses dan punya pribadi kuat. Ini berasal dari kontrol terhadap diri sendiri yang prima. Meski dari segi usia saya sudah tidak semuda karakter Christian Grey, tapi selama saya hidup dan mampu mengontrol diri sendiri, kekayaan, kesuksesan dan kehidupan sepertinya bukan mustahil bisa saya capai. Dan sekali lagi, itu dicapai dengan “latihan pengendalian diri”.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s