Sayangnya, sama seperti pasangan pertama saya, setelah mereka “mentas”, secara pribadi saya lantas dianggap “tidak pantas” lagi bagi mereka. Setelah bibitnya saya tanam, saya siangi dan rawat tiap hari, begitu besar dan berbuah, malah buahnya dipetik dan dimakan orang lain. Kedua kisah cinta saya ini sedang saya tuliskan menjadi novel, atas saran dari Isa Alamsyah, sahabat saya yang motivator dan suami dari Asma Nadia. Kalau Anda tidak tahu siapa mereka, googling-lah. Terutama nama kedua, adalah penulis hebat pendiri FLP (Forum Lingkar Pena) yang selalu laris bukunya dan malah ada yang sudah difilmkan. Dan insya ALLAH sudah ada dua penerbit besar yang naksir ceritanya untuk diterbitkan menjadi novel. Karena di dalamnya penuh lika-liku dan alur yang memikat. Tunggu tanggal mainnya ya. #tring-tring 😉
Nah, itulah salah satu ciri “berwawasan luas”. Kalau Anda sampai harus googling untuk tahu siapa Asma Nadia, Dewi Lestari, Andrea Hirata, J.K. Rowling, J.R.R. Tolkien, itu berarti Anda tidak suka membaca. Terutama sekali Anda tidak suka karya sastra. Plus, besar kemungkinan Anda adalah “one liner”. Itu adalah kategori orang yang sehari-hari hidup cuma untuk “cari makan” saja. Ia hanya tahu rute jalan dari tempat tinggal ke kantornya. Hanya tahu dunia sebatas dunia kantornya. Tidak tahu nama-nama selain nama-nama di sekitarnya. Tapi jangan kuatir, karena itu dimiliki oleh lebih dari 70 % orang di dunia. Ya. Itulah ciri kepribadian phlegmatic. Saya dan semua pasangan saya tidak. Saya choleric, dan selalu berusaha memilih pasangan yang juga choleric.
Di paragraf pertama, saya bilang hanya ada dua orang yang dengan tepat menebak kondisi percintaan saya dengan wanita. Saya baru menyebut satu orang: paman adik ibu saya. Orang kedua adalah senior saya di kampus yang kebetulan bertemu saat saya bekerja di sebuah perusahaan Indonesia dengan produk utamanya pelatihan. Ia berkomentar, “Lu terlalu pilih-pilih sih. Padahal lu tinggal tunjuk kan?”
Yap. Di sisi itu betul. Anda percaya –maaf saya tidak bermaksud sombong- orang seganteng dan setegap saya sulit mendapatkan wanita? Kalau Anda berprasangka seperti itu, Anda bodoh dan membohongi diri sendiri. Persepsi itu hanya bisa didapatkan orang-orang yang secara pribadi juga tidak punya banyak pengalaman dengan lawan jenis.
(Bersambung besok)
Catatan: Tulisan ini pertama kali diterbitkan dalam satu kesatuan sebagai note di FaceBook pada 17 Agustus 2014. Dengan memohon maaf terpaksa saya hapus dari sana karena pribadi kepada siapa saya tujukan tulisan ini telah meninggal dunia pada 29 Desember 2014. Akan terasa ‘sadis’ bila tetap saya cantumkan dengan ‘tag’ kepada account-nya. Di sini pun, nama beliau saya hapus demi menghindari “ghibbah”. Tetapi karena tulisan ini penting bagi saya, terutama sebagai penjelasan bagi “orang bodoh yang sok tahu”, maka sengaja dimuat kembali berdekatan dengan Valentine’s Day. 🙂
Ilustrasi: www.guystuffcounseling.com
Ping-balik: Tentang Wanita | LifeSchool by Bhayu M.H.·