2014 akan segera berlalu. Dalam hal ini, semua orang tentu punya evaluasi diri sendiri. Ada harapan yang dicanangkan di awal tahun, tetapi di akhir tahun kita tahu tidak semuanya tercapai. Apa yang saya tuliskan dalam enam hari terakhir di tahun 2014 ini adalah sangat subyektif bagi saya sendiri. Tidak ada benar-salah dan saya tidak membutuhkan persetujuan Anda. Maka, tidak ada debat di sini. Saya juga tidak butuh nasehat siapa pun dalam mengevaluasi diri saya. Ini adalah hasil refleksi atas pengalaman pribadi saya sepanjang tahun 2014. Tidak ada orang lain yang mengalaminya, siapa pun itu. Tuhan menganugerahkan semua itu khusus untuk saya. Inilah inti yang saya dapatkan dari pengalaman saya sepanjang 2014:

1. Orang Lain Cuma Berkomentar, Kita Yang Menjalani
2. Kebaikan Tak Selalu Berbuah Kebaikan
3. Jangan Percaya Siapa Pun
4. Kemunafikan Lebih Baik Daripada Kebenaran
5. Hidup Ini Pahit, Semua Cuma Ilusi

Semuanya terlihat negatif? Tunggu dulu. Baca terus tulisan saya lima hari ke depan.

Saya adalah LifeCoach. Saya membantu manusia menjadi potensi terbaiknya. Dan pertama-tama, kita harus mengenali apa itu hidup dari segala aspeknya. Termasuk dari sisi yang terlihat negatif.

Ini adalah yang disebut dalam manajemen sebagai “worst case scenario”. Bersiap untuk yang terburuk. Bila kita bisa memprediksi resiko terberat, maka niscaya akan lebih mudah melangkah.

Saya bukan motivator yang mengedepankan bahasa berbunga-bunga. Hidup ini apa adanya. Ada putih, ada hitam. Ada terang, tapi juga ada gelap. Ada kalanya kita di atas, tapi seringkali kita di bawah.

Tak ada yang selalu manis. Tak ada yang selalu tertawa. Tak ada yang selalu cemerlang.

Itulah yang saya coba bagikan kepada Anda semua. Realistis terhadap hidup dan kehidupan.

Ilustrasi: www.martinprint.com.au