Karena hingga saat ini saya tidak punya situs online shop, maka SEO tidak terlalu saya perhatikan. Tetapi, ternyata saya merasakan ada kebutuhan lain dalam rangka “Personal Branding”. Maka, saya pun memeriksa kembali algoritma mesin pencari Google dalam rangka optimasi. Setelah saya pantau, ternyata banyak sekali situs yang sebenarnya sama sekali tidak memiliki content relevan. Malah, banyak yang sama sekali tidak ada isinya.
Saya tampilkan dua hasil search dengan kata kunci (keyword) nama saya yaitu Bhayu MH. Di bagian sebelah kiri adalah irrelevant result, sementara di bagian kanan justru yang relevant.
Artinya, kalau diklik situs-situs di bagian kiri, tidak akan ada kata “Bhayu MH” atau tautan apa pun ke situs saya, terutama blog ini. Sementara di bagian kanan, tentu saja ada artikel saya yang dikutip di sana atau kalau tidak justru menuju ke tulisan asli saya sendiri. Dalam kasus foto di atas, hanya kutipannya yang ada.
Coba perhatikan, di bagian kiri hasilnya beragam. Ada situs turisme, restaurant, sosis Solo, dan yang seolah membanggakan adalah “top 10 humas tim google”, mengesankan saya adalah bagian dari Google. Tetapi yang konyol, ada hasil di situs yang mencantumkan kata kunci “cari jodoh duda wiraswasta kuliner”. Padahal, saya jelas tidak terkait di sana.
Bagaimana itu bisa terjadi? Ini karena ulah para “Black Hat SEO”. Apa artinya? Mereka adalah orang yang menggunakan teknik pengoptimalan mesin pencari seperti Google dengan coding yang terlarang. Apa yang mereka lakukan adalah menggunakan tools “blog aggregator”. Mereka berupaya menangkap apa pun kata kunci yang diketikkan di Google dan menautkannya ke blog mereka. Saat pencari informasi terjebak mengklik, di situs itu tidak ada informasi yang dicari.
Kalau cuma ‘tertipu’ saja, paling cuma buang waktu. Akan jadi masalah bila situs itu ternyata phishing atau menanamkan malware di komputer Anda. Program ini akan berupaya mencuri password atau kata sandi Anda, terutama di berbagai situs.
Karena itu, saat mencari informasi dengan mesin pencari, waspadalah pada nama situs yang terkesan aneh dan “nggak nyambung”. Sebutlah seperti nama situs di bagian kiri foto di atas.
Sebenarnya, Google terus berupaya menyempurnakan algoritma mesin pencarinya. Update terbaru dirilis 21 Oktober 2014 lalu dan diberi nama “Pirate 2.0”. Perbaikan pada algoritmanya ditujukan khusus untuk memerangi pembajakan perangkat lunak (software) dan media digital. Akibatnya, banyak situs “abal-abal” langsung “terjun bebas” dalam sistem algoritma pemeringkatan Google ini. Intinya, bagi pengguna dan pencari informasi, waspada dan hati-hat pada hasil mesin pencari. Dan kepada pemilik situs atau pengembangnya, jujur dan gunakan teknik “White Hat SEO” yang legal. Sehingga bukan saja peringkat situs akan bagus, tetapi juga dipercaya dan bermanfaat bagi pengunjung.