Ruang, Waktu, & Dimensi (4)

the-river-of-time

Kenapa saya melakukan itu? Sederhana. Saya ingin memperbaiki hidup saya yang berantakan.

Saya membuat kesalahan besar. Dan saya tahu kesalahan itu adalah saat SMP saya diperingatkan, saya abaikan. Dan saat SMA kembali diperingatkan, saya abaikan lagi. Akibatnya rentetan kejadian saat kuliah hingga kini membuat hidup saya hancur.

Sehancur apa?

Anda bisa bayangkan sehancur apa?

Saya depresi berat, berkali-kali hampir bunuh diri dan diagnosa ahli ditegakkan: saya gila!

Ya. Saya terindikasi menderita schizophrenia.

Uang, kejayaan, kemasyhuran, tak lagi berarti. Buat apa kalau gila?

Maka, sekalian saja saya paksa otak saya yang jenius ini untuk bekerja lebih keras, hampir tiap hari. Saya paksakan untuk menjelajahi ruang dan waktu dalam dimensi mimpi.

Sebut saya gila. Silahkan. Lha wong psikiater sudah bilang begitu jeee… Hehehe.

Tapi Anda pasti kaget kalau ngeh semua agama didirikan atas dasar ‘mimpi’ para pendirinya. Semua wahyu itu diperoleh melalui mimpi atau visi yang tak seorang lain pun mengalaminya. Kalau Anda bilang orang bermimpi itu ‘gila’ karena percaya mimpi, beranikah Anda mengatakan para pendiri agama besar itu gila? Ya, di masanya Nabi Muhammad SAW pun dibilang gila oleh Abu Jahal c.s.

Maka, saya yakin, ada sesuatu dalam dimensi mimpi. Dimensi yang langsung terkoneksi dengan the super being, apa pun itu. Bagaimana pun manusia menyebutkan namanya.

Saya berusaha, melalui mimpi bisa kembali ke consciousness semasa SMP dan merubah arah hidup saya. Keyakinan para ahli fisika kuantum untuk ini adalah, “if you make enough riple, you could change the tide of the river”. Dan saya tahu, andaikata saya berhasil, maka sayalah satu-satunya orang yang sadar itu terjadi, di antara 7 milyar manusia. Sama dengan halnya para Nabi menjadi satu-satunya orang yang diberi wahyu dari sekian banyak manusia lainnya. Bedanya, saya tidak melakukan ini untuk mengklaim diri sebagai Nabi, orang suci, atau semacamnya. Bahkan, saya tidak akan menceritakan pengalaman saya ini andaikata berhasil. Dimana itu berarti saya menjadi satu-satunya orang yang berhasil melakukan perjalanan antar waktu atau antar dimensi. Saya cuma ingin menyelamatkan hidup saya. Itu saja.

 

Ilustrasi: booknvolume.com

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s