Ide memanipulasi “Ruang, Waktu dan Dimensi” dengan menciptakan alat berteknologi tinggi sudah muncul sejak masa Leonardo da Vinci, dan begitu intens setelah listrik ditemukan elemen-elemennya oleh James Watt, Alessandro Volta, André-Marie Ampère , Thomas Alva Edison, Michael Faraday dan Nikola Tesla. Tetapi nama yang dicatat sejarah paling banyak melakukan percobaan terkait “Ruang, Waktu, dan Dimensi” menggunakan listrik ada dua: Faraday dan Tesla. Mereka terutama berkali-kali melakukan percobaan teleportasi barang.
Kini, percobaan itu tak pernah berhenti. Hanya saja dilakukan institusi, bukan perorangan. Lembaga paling kuat pendanaan dan fasilitas serta tenaga ahlinya yang jelas masih melakukan percobaan ilmiah tentang ini adalah NASA. Di masa Perang Dunia 2, konon ada kesatuan khusus Nazi-Jerman bernama “Hydra” yang melakukan percobaan semacam ini. Hal ini mengilhami komik dan film semacam Indiana Jones bahkan Captain America.
Kenapa manusia begitu tertarik pada “Ruang, Waktu dan Dimensi”? Karena inilah penjara kita, makhluk hidup. Sekali kita menembusnya, maka seolah kita akan menisbikan segalanya. Berawal dari Teori Relativitas-nya Albert Einstein, kita tahu bahwa energi adalah satu-satunya hal yang kekal di alam semesta. Dengan demikian, maka “Ruang, Waktu dan Dimensi” tidak kekal dan ia lentur, relatif.
Penjelasan filosofis ada pada konsep “sebentar” dan “lama”. Siapa pun bisa mempraktekkannya. Cobalah duduk mendengarkan pelajaran atau kuliah atau ceramah yang membosankan atau tak kita sukai, 1 jam terasa begitu lama. Sementara kalau menonton film, konser musik, pertunjukan atau hiburan lain yang menyenangkan, 1 jam terasa begitu sebentar.
Tapi, “relativitas” itu baru pada konsep “sebentar” dan “lama”-nya. Belum menyentuh eksistensi hakiki dari waktu itu sendiri. Catatan yang diyakini kebenarannya justru ada pada agama.
Saya tidak tahu agama lain, tetapi agama Islam mencatat dua peristiwa yang terkait relativitas “ruang, waktu, dan dimensi”. Satu peristiwa wajib untuk diimani karena terkait Nabi SAW. Sementara satu lagi berupa rekaman kejadian terkait seorang yang suci, namun tidak wajib diimani.
Apakah Anda yang Muslim bisa menebaknya?