Terus-terang, saya merasa sangat terinspirasi oleh film animasi Frozen (2013). Dengan caranya yang sederhana, diceritakan bagaimana tekad bisa mengalahkan segala rintangan. Cinta sejati (antara kakak-adik) memang menjadi tema, tapi saya melihat hikmah film itu dengan cara berbeda.
Bagi saya, karakter Elsa sangat kuat dan ada kemiripan dengan saya. Meskipun tentu saja dari segi jenis kelamin berbeda, tapi ada kesamaan dalam konteks perjuangan dan tanggung-jawab. Anugerah dari Tuhan yang istimewa dimiliki Elsa justru dipandang sebagai “aneh” oleh orang lain. Saya pun begitu. Rasanya jadi seperti “mutant” dalam kisah fiktif X-Men yang harus menyembunyikan diri.
Dari OST (Original Sound Track) film itu yang berjudul “Let It Go”, saya pun mendapatkan kekuatan luar biasa. Keberanian Elsa untuk meninggalkan kenyamanan istananya demi mempertahankan diri dan sekaligus menyelamatkan orang banyak sangat luar biasa. Bila ditilik dari segi agama, ini bisa disamakan dengan keluarnya Siddharta Gautama dari istananya untuk mendapatkan pencerahan.
Langkah pertama selalu sulit. Hal baru bisa jadi menakutkan. Tetapi lembaran baru harus dibuka.
Persis seperti tekad Elsa dalam lagu: “Saya Tak Akan Pernah Kembali Lagi. Masa Lalu Adalah Masa Lalu”.