Ungkapan berbahasa Inggris yang jadi judul di atas memang berarti “Membakar Jembatan” secara harfiah. Namun, makna di baliknya lebih dalam lagi. Maksudnya adalah “meninggalkan masa lalu yang kelam” dan “bersiap menghadapi jalan di depan” karena “tak ada jalan kembali lagi”. Seperti orang yang melangkah pergi ke ujung jembatan, membakar jembatan menisbikan kemungkinan kembali ke pangkal jembatan. Sementara, jembatan itu sendiri merupakan penghubung satu-satunya antara dua titik yang di antaranya adalah jurang tak terselami. Resikonya sangat besar, bahkan sebesar hidup itu sendiri.
Membakar jembatan berarti juga berani meninggalkan zona nyaman, termasuk orang-orang yang selama ini telah membuat kita terlena. Bahkan, mempertaruhkan segalanya demi mencapai cita-cita yang seringkali hanya kita sendiri yang mampu melihatnya.
Kemungkinannya cuma ada dua: berhasil, atau mati jatuh ke jurang. Karena itu diperlukan keberanian luar biasa untuk membakar jembatan.
Dalam hidup, tak banyak orang yang berani melakukan resiko ini. Contoh konkretnya, menjual seluruh harta-benda termasuk tempat tinggal dan kendaraan untuk pergi merantau ke ‘negeri orang’ yang jauh. Padahal, belum tentu kehidupan baru lebih baik. Bahkan, seringkali pelaku ‘pembakar jembatan’ dianggap gila atau minimal bodoh oleh orang-orang sekitarnya.
Berbahagialah apabila Anda dilecehkan. Berbahagialah apabila orang mentertawakan impian Anda. Berbahagialah apabila tak ada yang percaya cita-cita Anda akan tercapai. Bahkan, berbahagialah luar biasa apabila ada yang menzalimi, mencurangi, mengkhianati, mendustai, dan segala tindakan merugikan lain.
Kenapa?
Karena justru itu membuat malaikat “jatuh cinta” pada Anda. Perjuangan Anda yang luar biasa akan berbuah manis. Bahkan, mereka yang tadinya menghina akan berbalik menghamba. Mereka yang tadinya melecehkan malah akan minta bantuan. Dan ini sudah terbukti berkali-kali dalam kehidupan para tokoh besar. Bacalah biografi mereka, kebanyakan mereka justru dihina, diremehkan, dilecehkan dan tak dianggap oleh mereka yang iri hati, hasad dan dengki.
Tapi, ternyata malaikat -tentu dengan izin Tuhan- justru telah menentukan, bahwa justru orang-orang yang dizalimi inilah juaranya! Jadi, jangan takut membakar jembatan!
Ilustrasi: www.peopleccg.com