Karena saya orang Indonesia, dan blog ini ditulis dalam bahasa Indonesia, maka pembacanya juga sebagian besar orang Indonesia walau ada yang tinggal di luar negeri. Statistik menunjukkan, 90 % pengunjung berasal dari Indonesia.
Maka, tidak salah jika saya bertanya pada kita semua: Seberapa besar kita pernah bersyukur terlahir sebagai orang Indonesia?
Mungkin hampir tidak pernah. Tapi bagi yang pernah ke luar negeri bukan dalam rangka wisata, tapi menetap selama beberapa waktu entah untuk tugas atau studi, akan tahu betapa suasana di Indonesia memang menyenangkan untuk beberapa hal.
Dari segi kenyamanan dan keteraturan, kita kalah jauh dibandingkan banyak negara Eropa. Apalagi dari segi pelayanan publik dan birokrasi, Indonesia masih seperti banyak negara Afrika yang korup.
Akan tetapi, dari segi toleransi masyarakatnya, bisa dibilang kita jauh lebih baik. Dari segi kesempatan berkompetisi dalam kehidupan, kita lebih memungkinkan untuk naik kelas sosial. Kemudahan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dalam kerangka urbanisasi atau sekedar bepergian sementara juga lumayan, walau tentu fasilitasnya tidak sebagus di Eropa.
Harus diingat, negara kita ini luas, nomor enam terbesar di dunia. Penduduknya banyak, nomor lima terbesar di dunia. Maka, tidak mudah mengurus negara sebesar ini.
Cuma di Indonesia kita bisa membaur antar ratusan suku bangsa begitu mudah. Di Rwanda, cuma ada dua suku bangsa dan mereka berperang saling membunuh. Cuma di Indonesia ada banyak agama dan bisa beribadah dengan bebas. Di Amerika Serikat saja, membangun masjid sulit. Di India, antar umat beragama saling bunuh. Di Mesir, perbedaan politik membuat kerusuhan dan perang tak terselesaikan. Di kita, Pemilu multipartai dianggap senang-senang. Di Malaysia atau China, memaki pemimpin negara bisa berakhir kematian. Di sini, setiap hari orang mencaci-maki kinerja pemimpin tanpa berdosa.
Lihatlah kekayaan alam kita yang luar biasa. Lihatlah keindahan alam kita yang hebat. Bahkan bukalah peta dunia, perhatikan bentangan pulau-pulau kita yang begitu indah. Seakan Tuhan menancapkan “paku bumi” di nusantara.
Janganlah kita malu menjadi orang Indonesia, seperti dulu judul buku puisi karya Taufik Ismail. Banggalah menjadi orang Indonesia. Bersyukurlah terlahir menjadi orang Indonesia.
Ilustrasi: ipaedukasi-supena.blogspot.com