Joko Widodo, “Sang Raja Survei” untuk kandidat calon Presiden Indonesia mendatang akhirnya resmi dinobatkan sebagai capres dari partainya: PDI Perjuangan. Semalam, dengan cara yang unik yaitu melalui Twitter, akhirnya diumumkan keputusan Rapat Pimpinan partai politik tersebut. Pencapresan Jokowi ditunggu-tunggu banyak kalangan, karena sebentar lagi digelar Pemilu legislatif. Sedangkan masa kampanye umum-terbuka dimulai hari Minggu besok, 16 Maret 2014.
Ketika Jokowi secara mengejutkan menduduki puncak popularitas dalam survei berbagai lembaga, ia malah merendah dan tidak mau berkomentar. Saat ditanya soal pencapresan, ia selalu mengatakan, “Nggak mikir, nggak mikir. Saya cuma ngurusi macet sama banjir. Nggak mikir.”
Ini kontradiktif dengan calon presiden lain yang tampak begitu ambisius untuk menjadi presiden. Banyak yang sudah berkampanye jauh-jauh hari. Apalagi bagi pemilik stasiun televisi, iklan-iklan capres dan parpolnya sudah malang-melintang sejak tahun lalu. Saya rasa bukan pencemaran nama baik kalau saya menyebut nama di sini. Di TV One ada Aburizal Bakrie. Di MNC TV, RCTI, SCTV, TransTV dan Trans7 ada Wiranto dan Harry Tanosoedibjo. Sedangkan di Metro TV pasti pemiliknya Surya Paloh yang gencar diiklankan. Gerindra dan Prabowo Subianto yang tidak punya stasiun televisi tapi punya uang banyak juga tak lupa menyewa berbagai medium periklanan termasuk TV.
Sementara Jokowi sama sekali tak beriklan, tapi malah jadi “media darling”. Ke mana-mana, sosoknya menjadi pemberitaan. Warga kota Solo sangat tahu, bahwa sang walikota yang berasal dari pengusaha meubel atau furniture ini tidak cuma ‘menang publikasi’. Karena ia benar-benar bekerja untuk rakyat. Bahkan, andaikata ada keputusan yang dianggap merugikan, ia tak segan melawannya. Seperti saat Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo hendak mall di Surakarta dengan merubuhkan pabrik es Saripetojo yang merupakan cagar budaya, Jokowi berani menolaknya. Itu karena opini publik di kota tersebut memang tidak menghendaki. Akhirnya, pembangunan mall pun batal.
Prestasi Jokowi pun terdengar hingga ke luar negeri. Pada tahun 2012, ia dinobatkan sebagai Walikota Terbaik ketiga di dunia (3rd World Major Prize) oleh City Mayor Foundation. Ia berada di bawah Iñaki Azkuna Walikota Bilbao-Spanyol di urutan pertama dan Lisa Scaffidi Walikota Perth-Australia Barat di urutan kedua. Pencapaian ini tidaklah kecil karena untuk pertama kalinya kepala daerah negeri ini mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.
Secara faktual, Jokowi juga tidak terlibat kasus hukum apa pun. Ia jelas lebih bersih skandal daripada tokoh-tokoh politik lain pada umumnya. Rakyat juga melihat ia bekerja keras dan peduli warga. Seperti tahun 2013 lalu ia menunggui sendiri perbaikan tanggul yang jebol di jalan Latuharhary hingga malam.
Sayangnya, ia baru setahun menjabat Gubernur DKI Jakarta. Dan kondisi mengharuskannya untuk bertarung ke tingkat yang lebih tinggi. Ini sebenarnya ada plus-minusnya. Karena ia terkesan lari dari tanggung-jawab. Bagaimanapun, saya -dan juga banyak rakyat- melihat, bahwa Jokowi-lah Presiden Rakyat. Maka, saya pun berinisiatif mendukungnya dengan membuat Group di FaceBook:
https://www.facebook.com/groups/JokowiPresidenRakyat
Yuk, ramai-ramai mendukung beliau dengan mengklik “Join Group” di alamat tersebut di atas. Untuk Indonesia lebih baik!