Test the Water

doggie-test-the-water

Dalam rangka riset untuk keperluan pencitraan pribadi (personal brand), saya melakukan sejumlah tes dan analisa efeknya di social mediaAlhamdulillah, hasilnya negatif. Dalam hal ini saya jadi tahu sejumlah cara dan metode yang tidak berguna. Di samping itu, saya pun bisa ‘membaca’ sepintas, mana kawan dan mana lawan.

Benar dugaan saya, bahwa social media campaign itu semu belaka. Tidak berguna kecuali cuma untuk menambah rasa bangga dan keterikatan kepada brand bersangkutan. Hal itu karena efeknya yang terasa langsung karena adanya interaksi dengan pseudo-customer and pseudo-consumer. Tes ini masih terus berlanjut karena akan ada beberapa cara lagi yang diujicobakan.

Saya tidak sendirian. Ada tim ahli yang bekerja di belakang saya. Mereka bekerja di beberapa aspek teknis yang terlampau njelimet kalau saya kerjakan sendiri. Kami menganalisa internet campaign untuk personal brand orang biasa seperti saya. Meneliti viral marketing effect-nya sekaligus direct impact pada real life awareness. Tujuan akhirnya tentu meningkatkan selling untuk brand yang dijual.

Pengamatan juga dilakukan terhadap traffic yang datang ke situs dan blog. Optimasi mesin pencari (search engine optimization) dilakukan. Kami meneliti referrer dan keyword yang masuk. Khusus untuk blog harian ini, ternyata tetap saja top post merupakan artikel yang paling banyak dicari dengan search engine. Ada satu dampak positif dari tampilnya saya di media cetak, yaitu hits blog ini naik lebih dari dua kali lipat. Bila biasanya hanya sekitar 300-an hits per hari, kini sekitar 750 hits. Targetnya adalah 3.000 hits per hari. Dan ini sangat luar biasa untuk ukuran blog harian pribadi non-komersial. Dari situ, ada peningkatan signifikan untuk unique visitor yang langsung menuju ke home page. Kini malah pengunjung yang datang dari mesin pencari cuma sekitar 150-an saja. Sementara sekitar 200-an langsung menuju home page atau beranda depan. Itu berarti, mereka ‘langganan’ atau repeat visitor karena langsung mengetik URL address di browser-nya.

Statistik LifeSchool-Bhayu 12 Maret 2014

Statistik blog ini yang menunjukkan peningkatan luar biasa (klik untuk memperbesar)

Satu yang membuat saya terkejut, kemarin hits blog ini mencatat rekor! Sistem WordPress.com sendiri sampai memberitahu saya mengenai hal ini (lihat foto di atas sebelah kiri). Saya terus terang merasa seperti Ellen Degeneres saat Twitter-nya memecahkan rekor. Dalam 1 hari kemarin (dihitung 24 jam terakhir dalam pemberitahuan), tercatat 905 hits masuk. Ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah blog ini. (lihat foto di atas sebelah kanan). Alhamdulillah.

Asal tahu saja, bahkan blogger seleb saja hits-nya tidak setinggi itu. Seorang blogger yang nyeleb, ketua sebuah organisasi tanpa badan hukum yang mengklaim beranggota banyak, hits blog-nya cuma 30-50 kunjungan per hari. Padahal, pencitraan yang dilakukannya sudah yak-yak o (istilah Jawa, artinya kira-kira “seolah-olah wow”). Beberapa teman saya yang blogger seleb pun diam-diam mengakui kepada saya kalau hits blog-nya cuma 50-75 saja per hari-nya. Karena itu mereka menyembunyikan statistik dari tampilan blognya.

Blog di sini berarti “blog sebenarnya” yang berisi tulisan asli, bukan “blog palsu”. Blog semacam ini bisa menggunakan bot agregator yang menduplikasi (baca: merampok) tulisan orang lain, atau landing page belaka. Paling celaka kalau blog iklan yang berisi ratusan atau bahkan ribuan keyword, tujuannya memang menjebak pengunjung untuk datang. Pada akhirnya ditawari iklan-iklan tidak jelas, kebanyakan iklan obat tanpa izin dan judi. Tentu saja blog para blogger sejati tidak ada yang seperti itu.

Istilah “blogger seleb” adalah blogger yang kemudian seolah jadi “seleb” karena ke-blogger-annya. Ia orang biasa dengan beragam profesi, tapi kemudian didapuk jadi ketua organisasi tertentu atau mengklaim diri memiliki julukan tertentu terkait “kebloggeran”-nya. Dampaknya sering diundang ke mana-mana untuk ceramah karena “profesi”-nya sebagai blogger. Sementara “seleb blogger” adalah mereka yang benar-benar seleb atau tokoh publik di dunia nyata, tapi kemudian juga senang menulis blog. Salah satu yang rajin menulis di Kompasiana adalah Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara atau Letjen TNI (Purn.) Prayitno Ramelan.

Terkadang, ada bias yang muncul. Contohnya ada referrer dari sebuah situs anti-Islam yang berpusat di Jerman mengarah ke blog ini. Tapi saat dikunjungi, saya tidak menemukan link apa pun di sana. Bahkan, saat saya mencoba mengecek source code-nya sekali pun. Terus terang saya masih bingung kenapa hal itu bisa terjadi.

Semua itu adalah untuk menguji reaksi dan penerimaan publik terhadap personal brand yang akan dijual. Kalau istilah marketing-nya, test the water. Kalau airnya aman, ya nyemplung. Bila tidak, tentu batal berenang. Semoga kelak akan bermanfaat juga bagi orang banyak, karena justru ini adalah awal ayunan langkah menuju pencapaian cita-cita yang lebih besar: demi Indonesia Raya! Insya ALLAH.

Foto:  di situs www.redbubble.com

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s