Berjalan di Atas Cahaya

2.-Best-Entertainment_resize

Membuka-buka kembali lemari buku saya yang berdebu, saya agak terkejut bahwa saya memiliki buku karya Hanum Salsabila Rais, dkk. Judulnya Berjalan di Atas Cahaya: Kisah 99 Cahaya di Langit Eropa (Gramedia: 2013). Meski sudah menyaksikan film 99 Cahaya di Langit Eropa (2013) –resensi film bisa dibaca di Resensi-Film.com– yang diangkat dari buku berjudul sama karya penulis yang sama, saya malah belum membaca buku pertama tadi. Dan terus terang, buku ini justru lebih menarik karena berupa pengalaman Hanum saat menjelajahi Eropa. Tidak ada plot cerita tertentu, melainkan lebih ke penuturan perjalanan.

Ada banyak detail menarik yang bisa dieksplorasi dari buku perjalanan seperti ini. Saya sendiri menyenangi travelling, tapi bukan dalam rangka liburan. Harus ada sesuatu yang saya kerjakan di tempat tujuan. Karena saya menuruni kebiasaan keluarga yang tidak menganggap penting berwisata. Saya tidak pernah sengaja pergi ke suatu tempat untuk tujuan wisata. Kalau tidak untuk urusan pekerjaan, bisnis ya ada urusan pribadi atau keluarga.

Namun lebih daripada melihat tempat-tempat baru, yang lebih mengasyikkan adalah menelusuri jejak sejarah tempat itu. Termasuk pula berinteraksi dengan para penduduknya. Hal ini mustahil bila menginap di hotel mewah dan difasilitasi. Kita harus keluar ke kampung-kampung dan bicara dari hati ke hati dengan para penduduknya seperti dilakukan Hanum. Memang ada pengecualian, karena Hanum mendapat fasilitas dari kedutaan. Sementara saya jelas tidak ada. Lebih menantang.

Saya mencatat ada satu niat saya yang belum tercapai, yaitu membuat situs wisata. Sebenarnya, lebih ke panduan perjalanan. Karena seperti saya perhatikan, tulisan ringan saya tentang perjalanan darat ke Bali di blog ini rupanya menarik perhatian. Padahal, itu sangatlah sederhana. Sementara sebenarnya saya sudah melakukan perjalanan ke banyak tempat, terutama dalam dua tahun terakhir.

Menyusuri Bumi ciptaan Tuhan tanpa kenal siapa-siapa di tempat tujuan rasanya memang seperti berjalan di atas cahaya. Ini berbeda bila ada penugasan perusahaan atau dijemput di tempat tujuan. Saya yakin tidak semua orang pernah dan berani begini. Datang ke kota baru, tanpa tujuan, tanpa ada yang kenal, cuma menjelajah saja. Alhamdulilah saya cukup sering melakukannya. Bagi saya, itu membuat hati dan pikiran menunduk pada kebesaran Tuhan. Sehebat apa pun kita di lebenswelt kita sendiri, di luar sana, di dunia besar milik Tuhan, kita bukan apa-apa.

Ilustrasi: wbspecialevents.com

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s