Andai Kutahu

ungu-andai kutahu-syairAda sebuah lagu dari Ungu, yang berjudul “Andai Kutahu” (2006). Lagu ini religius, namun tidak agamis agama tertentu. Tak heran sewaktu pesta perayaan Natal 2007 di gerejanya, mantan saya yang menjadi ketua panitia menjadikannya lagu tema. Padahal, jelas sekali para personel Ungu beragama Islam. Ini mirip dengan fenomena lagu “Tuhan” (1974) dari kelompok Bimbo yang berkali-kali bahkan jadi lagu wajib festival paduan suara gerejawi.

Padahal, bagi yang mengerti, dalam kedua lagu itu ada pesan tersirat yang hanya ada dalam pemahaman agama Islam. Karena di negeri ini mayoritas muslim, maka seringkali terjadi sinkretisme dan bias demi alasan kontekstualisasi dari Nasrani.

Dalam lagu Ungu, ada kalimat “aku takut akan semua dosa-dosaku”. Padahal, dalam Kristiani jelas sekali ada konsep “penebusan dosa”, dimana mereka yang percaya diyakini telah tidak berdosa. Saat saya berdiskusi dengan beberapa pemeluk awam, mereka menyatakan bahwa umat yang meyakini Sang Juru Selamat tidak otomatis selamat. Karena dalam diri manusia ada kecenderungan berbuat dosa, sehingga imannya bisa naik turun dalam periode konsolasi-dekonsolasi. Ini berbeda justru dengan berbagai buku yang ditulis para ahli agama Nasrani dan dikeluarkan oleh berbagai lembaga gerejawi. Dan saya tentu lebih merujuk pada tulisan-tulisan itu daripada pendapat awam bukan?

Dalam lagu Bimbo, ada pesan sufisme “hati adalah cermin, tempat pahala dan dosa bersatu”. Ini merupakan pengejawantahan dari potongan hadits Nabi riwayat Bukhari dan Muslim: “Ketahuilah, bahwa dalam tubuh terdapat mudghah (segumpal daging), jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” Patut dicatat, hati di sini bukanlah hati dalam konteks liver atau organ tubuh biologis, melainkan hati dalam konteks ruhani. Dalam bahasa Arab disebut “qalb”. Dan hanya Islam yang membedakan hati daging (kabid, kibdun, kibdatun) dan hati ruhani (qalb). Saya garis bawahi, di sini saya maksudkan hanya Islam yang memiliki sumber primer yang mencatat hal ini. Pendapat dari para ahli agama atau penulis buku tentang agama tidak termasuk.

Dari dua lagu ini, saya mengimani, bahwa manusia itu sangatlah terbatas dan hanya Tuhan Sejati Yang Maha Tak Terbatas. Dan andai saja manusia tahu bahwa semua yang diusahakannya di dunia ini cuma permainan, tentu mereka akan segera meninggalkannya dan berlari mencari perkenan Tuhan. Ah… andai kutahu…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s