Hiburan & Bersantai

relax-picManusia memang senang bersantai dan menikmati hiburan. Malah, banyak yang ingin buru-buru santai. Saya sering menemui dalam berbagai seminar motivasi terutama yang bertema kewirausahaan (entrepreneurship) seseorang menjawab “ingin santai dan berlibur setiap hari” saat ditanya apa motivasinya menjadi pengusaha. Dan seorang pengusaha sejati tahu, itu tidak benar.

Kenapa begitu? Karena menjadi pengusaha di tahap awal, setidaknya 3-5 tahun pertama adalah masa ‘berdarah-darah’. Bahkan andaikata Anda punya uang banyak sekali pun sehingga tidak memulai dari nol bodol seperti saya, tetap tidak bisa langsung autopilot. Malah, saya merasakan jauh lebih enak menjadi pegawai. Saat menjadi pegawai dengan gaji 8 digit, biasanya akan bisa membeli berbagai kemewahan hidup. Mantan saya saja yang gajinya cuma 1/5 penghasilan normal saya kini sudah bisa tampil nggaya. Satu yang paling utama adalah adanya fasilitas perusahaan yang bisa dinikmati pegawai. Misalnya saat pergi dinas ke luar kota tidak perlu pusing dengan itinerary karena sudah ada yang mengurusi. Hotel dibayari, pesawat dibayari, sudah begitu dapat uang saku pula. Dan ingat, tiap bulan terima gaji, tiap tahun terima gaji ke-13, tiap Lebaran ada THR, juga tunjangan dan fasilitas ini-itu seperti mobil. Wah, uenake.

Sementara kalau jadi pengusaha, meski bisa jadi ada yang mengurusi juga, tapi yang dikeluarkan adalah duite dewe.  Tentu saja akan tidak terasa kalau sudah jadi pengusaha menengah atau besar, tapi kalau masih mikro dan kecil, berasa banget.  Teguh Wibawanto -kolega saya di TDA- yang merupakan Presiden Direktur PT Hydro water technology saja mengatakan masih nyesek saat investasi iklan di media luar ruang tapi tidak berhasil. Padahal, uang yang dikeluarkan bahkan bisa tertutupi cuma dengan penjualan satu unit produknya saja. Skala perusahaannya juga bisa dibilang sudah menengah sehingga omzet-nya sudah milyaran. Tapi karena ia owner, kehilangan uang seberapa pun kecilnya masih terasa karena uang sendiri.

Itulah sebabnya teman-teman yang pegawai, apalagi yang di swasta besar, multinational company atau BUMN dan kementerian seringkali lupa, bahwa segala yang mereka nikmati hanya melekat padanya karena jabatan saja. Itu sangat semu. Begitu sudah tidak menjabat, semua hilang. Mungkin karena takut kehilangan itu juga, maka banyak yang nekat korupsi. Padahal, itu malah lebih parah lagi. Mengambil yang bukan haknya.

Sebenarnya, kalau saya ingat lagi pesan Tuhan dalam berbagai kitab suci, justru dunia ini bukanlah tempat bersantai. Islam apalagi berkali-kali mengingatkan dalam beragam cara, baik melalui Al-Qur’an maupun diucapkan Nabi sebagai Hadits, bahwa “dunia ini hanyalah senda gurau belaka”. Ada berbagai redaksi soal ini. Intinya, dunia bukanlah tempat yang harus diperjuangkan mati-matian. Dan sebaliknya, ia juga bukan tempat mencari hiburan atau bersantai. Dunia adalah tempat kita mencari bekal untuk akherat kelak. Sebenarnya, santai itu nanti kalau kita sudah di surga kelak. Surga itu penuh hiburan dan kemewahan, seperti diterangkan dalam semua kitab suci. Tapi, kita harus memastikan dulu bahwa kualifikasi kita memadai untuk masuk surga. Bahkan dalam mencari penghidupan duniawi pun, kita seharusnya ingat bahwa segala kemewahan itu tak perlu. Kecuali sekedar sebagai kebutuhan, bukan keinginan. Sebagai Muslim, saya pun harus selalu mengingat pesan Rasulullah SAW dalam sabdanya:

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ أَنْبَأَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى أَنْبَأَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُهَاجِرٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ مُوَرِّقٍ الْعِجْلِيِّ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ إِنَّ السَّمَاءَ أَطَّتْ وَحَقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الْفُرُشَاتِ وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصُّعُدَاتِ تَجْأَرُونَ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهِ لَوَدِدْتُ أَنِّي كُنْتُ شَجَرَةً تُعْضَدُ

Sesungguhnya Saya (Rasulullah SAW) mengetahui sesuatu yg tak kalian ketahui, & mendengar apa yg tak kalian dengar. Sesungguhnya langit merintih & diberikan kepadanya hak untuk merintih. Karena tidaklah dalam posisi empat jari kecuali ada Malaikat yg meletakkan keningnya bersujud kepada Allah. Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yg aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa & banyak menangis, & kalian tak akan merasakan enaknya di atas kasur bersama isteri, & kalian akan keluar menuju bukit-bukit untuk berdo’a dgn suara keras kepada Allah. Demi Allah, aku sangat ingin seandainya aku menjadi sebatang pohon yg ditebang. [Hadits riwayat Ibnu Majah no. 4180, derajatnya hasan-shahih].

Ilustrasi: digitalmusings.net

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s