Dalam khazanah sufisme, ada sebuah ungkapan yang mungkin sulit dimengerti awam. Ungkapan itu adalah: “Andaikata Tuhan mengedepankan sifat Maha Adil-Nya, niscaya tak ada orang yang masuk surga.” Bingung? Bagi yang non-muslim, saya tahu bahwa ini jelas tidak bisa dipercaya. Apalagi kalau dipercaya semua dosa manusia telah ditebus, sehingga justru “orang percaya” akan masuk surga dengan mudah.
Dalam Islam, tidak. Surga itu sangat sulit. Bayangkan surga itu seperti kompleks perumahan real estate mewah. Jangankan dibangunkan rumah, wong bisa dapat tumpangan kamar saja sudah amat sangat beruntung kok. Surga itu ada kelasnya. Ibaratnya, ada yang dapat istana lengkap dengan segala fasilitas termasuk pembantu yang terdiri dari para bidadari dan bidadara. Ada yang dapat rumah beragam bentuk. Ada yang cuma dapat kamar. Ada yang malah cuma berkemah di halamannya. Bahkan dalam khazanah sufisme, kami sudah amat sangat merasa bersyukur apabila boleh memegang “pagar surgawi” dan menghirup hembusan angin dari area surga, meskipun kami berada di luarnya saja sekali pun. Artinya, seorang sufi -dan mustinya juga setiap muslim yang baik- harus ‘tahu diri’. Jangan merasa yakin pasti masuk surga karena amalan tertentu, apalagi sekedar ahli ibadah. Justru ALLAH SWT Sang Pencipta, Pemilik dan Penguasa surga dan neraka punya “keadilan ” sendiri berdasarkan parameter baku yang sudah ditetapkan-Nya.
Nah, ini masalahnya, parameter itu bila diterapkan secara pasti, mustahil ada yang bisa memenuhi. Saya pernah berdiskusi dengan seorang perwira tinggi yang pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal AKABRI. Menurutnya, bila seluruh parameter dan kriteria tes masuk AKABRI diterapkan, niscaya yang akan jadi taruna cuma beberapa orang saja.
Surga pun begitu. Masuk sekolah, kuliah, taruna, atau kerja saja ada tes masuk khusus berdasarkan kriteria tertentu. Masa’ ini “final destination” tidak?
Adil itu bukan asal menguntungkan kita lho. Karena di dunia kan seringkali begitu. Kalau sesuatu menguntungkan kita, maka kita diam saja. Tapi kalau kita rugi, akan berteriak, “tidak adil!” Adil itu penegakan hukum sesuai parameter yang telah ditetapkan. Jadi, siapa pun salah, sekecil apa pun, akan mendapatkan balasan. Demikian pula bila “baik dan benar”, niscaya mendapatkan penghargaan.
Satu hal terpenting yang kerap dilupakan orang adalah “peduli”. Ini kunci utama masuk surga. Bukan ibadah. Semua orang butuh makan-minum-pakaian-rumah-dsb, semua orang punya keluarga-kerabat, semua orang memiliki kepentingan dan kebutuhan, semua orang butuh rasa aman dan semua hal dalam “piramida kebutuhan Maslow”, semua orang punya hidup yang harus diperjuangkan, tapi tidak semua orang peduli. Malah, hanya amat sedikit orang peduli pada kesusahan orang lain. Seperti hari ini, saya amat sangat kecewa di sebuah komunitas ada yang dengan santai bercanda sesaat setelah saya menuliskan potensi musibah terhadap sekertariat kami yang disertai permintaan bantuan. Namun, di sisi lain, saya juga berterima kasih pada beberapa individu dari komunitas yang sama yang telah menolong dan membantu saya beberapa kali. Termasuk saat saya ‘diuji Tuhan’ Sabtu (11/1/2014) kemarin.
Peduli adalah kunci surga. Karena Islam mementingkan “trinitas” hubungan dalam kehidupan: hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal ‘alam.. Ibadah itu cuma hubungan dengan Tuhan. Kalau cuma jadi “ahli ibadah”, itu egois harbi namanya. Manusia perlu muamalah dalam konteks hubungan sesama manusia. Juga cinta kepada alam termasuk hewan, tumbuhan dan lingkungan. Kalau kita tak punya itu, jangan heran meski jidat menghitam dan mata berkantung karena banyaknya ibadah tapi masuk neraka, sementara seorang pelacur malah masuk surga ‘cuma’ karena peduli: memberi minum anjing yang kehausan.
Foto ilustrasi: blogs.cdc.gov
Alhamdulliah…suatu tulisan yang sangat menyentuh, saya setuju dengan pendapat Mas Bhayu, banyak orang yg sudah lupa dengan hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal ‘alam. Kebanyakan sekarang ini masing masing induvidu atau kelompok merasa cuma kelompok atau induvidu tersebut saja yang benar dan hanya mereka saja yang akan masuk surga, sementara yang lain pasti masuk neraka.
Alhamdulillah. Terima kasih sudah saling mengingatkan dlm kebaikan.