Introspeksi

introspection_by_ldylore-d33sskgBagi saya sendiri, kata ini seperti bualan. Lebih banyak omong-kosong tanpa makna. Faktanya, selama kita masih punya nafas, ternyata manusia itu pada dasarnya pelupa. Kata “an-naas” -manusia dalam bahasa Arab- memang berarti “tempatnya lupa”. Hari ini introspeksi, bertobat, tapi kemudian besok sudah diulangi lagi. Saya ini hobby-nya ya begitu itu. Entah kalau Anda.

Hari ini, di hari terakhir 2013, saya mendapatkan kejutan. Seorang sahabat memberikan compliment kamar hotel untuk malam tahun baru. Dan tentu saja saya menyambutnya dengan senang hati. Jujur saja, sudah lama saya tidak melakukan introspeksi dengan jalan ‘menyepi’ seperti ini. Dan andaikata tidak ada ‘gratisan’ pun, saya sudah bersiap membayar karena memang saya sudah merencanakannya. Tentu, bukan di tempat saya berkarya agar tidak jadi ‘kasus’.

Maksud saya memang untuk ‘menyepi’, merencanakan langkah untuk tahun depan. Diawali dengan tadi pagi ‘membuat keputusan’ terkait mantan pasangan saya, YPP. Karena yang bersangkutan menolak mengangkat telepon saya, maka saya cukup mengirimkan SMS. Aneh memang. Kami yang dulu ibaratnya tiap detik berkomunikasi, tiap malam bersama, tapi kini seperti anjing dan kucing. Bermusuhan.

Yah, itulah hidup. Saya sendiri terpaksa menerimanya. Walau jujur saya tak pernah rela dan ikhlas. Bagaimana tidak, saya yang menanam pohon nangka dari biji, menyirami  dan menyiangi rumput liar tiap hari, hingga saat berbuah dan saya belah, tapi kemudian orang lain yang makan buahnya. Sementara saya? Cuma dapat getahnya -dan capeknya- belaka.

Perusahaan saya nyaris hancur. Kalau tidak ada pertolongan ALLAH SWT lewat beberapa teman dekat seperti Budi Dewobroto,S.Hut.,MM -mantan Principal Amrop Hever– yang bersedia bergabung, niscaya perusahaan yang saya bangun sejak 2007 sudah hancur. Kenapa? Karena mantan pasangan hidup saya itulah ‘nyawa’-nya. Selain pemegang saham, beliau adalah ahlinya, sekaligus juga kunci untuk banyak pintu rezeki saya. Termasuk pula tim kerja kami yang 95 % adalah teman-teman kuliahnya, semuanya hilang lenyap.

Introspeksi saya akan terasa hampa apabila tidak ada tindakan nyata. Kenyataannya, sudah banyak tindakan yang saya lakukan. Tapi, terus terang, semua tak akan sama. Hidup berubah. Dan saya bertekad harus menjadi lebih baik.

Ternyata, Tuhan begitu baik kepada saya. Meski saya bukanlah seorang hamba-Nya yang taat, namun pintu dan jendela kehidupan dibukakannya lebar-lebar. Berbagai alternatif ‘jalan tikus’ diberikan-Nya saat ‘jalan utama’ hidup saya macet dan tersendat. Ketika saya merasa menghadapi jalan buntu, tiba-tiba ada celah terlihat dan saya pun bisa melaluinya. Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Saya berdo’a, semoga saja mentari pagi esok di 2014 membawa perbaikan hidup bagi kita semua. Bukan hanya bagi saya saja tentunya, tapi bagi semua hamba Tuhan yang bertakwa dan selalu berjuang di jalan-Nya. aamiin.

Foto ilustrasi: www.innercirclecorona.com

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s