Akhir tahun menjadi masa sibuk bagi para pekerja dan pengusaha. Hampir pasti akan ada rapat tahunan untuk melakukan evaluasi tahun ini dan rencana tahun depan. Meski mungkin bentuk dan skalanya berbeda, setiap usaha atau bisnis yang baik pasti melakukannya.
Satu hal paling ‘mengerikan’ bagi pengusaha adalah ketidakpastian iklim bisnis. Di Indonesia, ini yang paling banyak dikeluhkan, terutama pengusaha dari negara lain. Pemerintah tidak mampu menjamin kondusifnya keadaan perekonomian. Harga yang terus-menerus naik, belum lagi biaya tinggi lain termasuk perizinan, masih ditambah demonstrasi buruh yang terlampau sering, membuat suasana berusaha tidak nyaman. Sudah ada sejumlah perusahaan besar hengkang dari Indonesia, antara lain Sony. Ini tentu menimbulkan kondisi investasi negatif bagi negeri ini.
Tapi saya tidak hendak bicara makro, cukup mikro saja. Di lingkungan pengusaha mikro-kecil yang sensitif harga, hal-hal makro yang di luar jangkauan semacam ini ‘mengerikan’. Di saat konsumen juga berusaha berhemat, maka penjualan tak bisa mengandalkan ‘perang harga’ semata.Pengusaha bisa terkejut saat harga bahan bakar naik, karena akan mempengaruhi harga bahan baku. Sudah cukup banyak teman pengusaha yang saya kenal terpaksa menutup usahanya karena dampak faktor makro ini.
Salah satu solusinya adalah inovasi dan kreativitas. Inovasi dan kreativitas bisa menjadi senjata andalan dalam memenangkan persaingan. Ekonomi kreatif hampir pasti tidak terlalu terpengaruh fluktuasi harga. Malah, banyak teman-teman pengusaha industri kreatif yang ‘panen order’. Ini karena kreativitas terus dibutuhkan terutama dalam pemasaran.
Sementara bagi pekerja, akhir tahun juga biasanya diadakan evaluasi tahunan (annual review). Ini untuk melihat apakah prestasi kerjanya dalam satu tahun ini memadai. Hal ini bisa dilihat dari indikator kinerja kunci (key performance indicator) atau parameter pengukuran kinerja lainnya. Tentu, bagi yang berprestasi akan mendapatkan bonus tahunan atau gaji ke-13. Toh, ada juga pegawai yang mendapatkan feedback negatif, yang berarti ia harus meningkatkan lagi kinerjanya.
Semua ini tentu demi perbaikan di masa depan. Karena tahun baru adalah saat ditumbuhkannya harapan baru. Dan untuk itulah gunanya dilakukan evaluasi dan perencanaan.