11-12-13: Pembukaan SEA Games XXVII

SequentialCalendarDatesDMY111213_5Di social media, banyak yang mengingatkan bahwa hari ini adalah “tanggal istimewa”: 11-12-13. Ada yang sengaja menikah pada tanggal ini, malah menyegerakan kelahiran bayi dengan bedah Cesar supaya pas. Namun, semua itu tak akan ada dampak “feng-shui”-nya karena penanggalan yang dipakai toh buatan Romawi. Sementara untuk urusan hoki jelas harus memakai kalender China. Hehehe.

Karena tanggal itu tak jelas apa maknanya, cuma sekedar utak-atik gathuk (bahasa Jawa: menghubung-hubungkan yang sebenarnya tak terkait langsung secara jelas), maka lebih baik saya sedikit menyinggung mengenai pembukaan SEA Games XXVII di Nay Pyi Taw, Myanmar. Menyaksikan upacaranya di televisi Indosiar, ternyata negara itu mampu menyelenggarakan upacara yang megah. Walau saat diwawancara televisi kita, panitianya mengaku belajar dari Indonesia, tapi setidaknya mereka berhasil.

logo SeaGames XXVIIDalam hal ini, saya sepenuhnya mendukung perjuangan para atlet kita di sana. Apa pun hasil yang diraih, yang terpenting adalah menampilkan upaya terbaik. Menang-kalah itu biasa. Justru yang terpenting adalah prosesnya. Hasil cuma efek dari proses. Saya mengkritisi tweet dari verified account @Prabowo08 milik Letjen TNI Purn. Prabowo Subianto hari ini. Sebagai Ketua Umum IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia), ia menulis yang intinya: “Lebih baik mati dalam perjuangan, daripada memalukan bangsa.” Saya bilang: “Jadi, kalau kalah harakiri?” Uniknya, beliau membalas langsung mention saya untuk meluruskan. Katanya, “Bukan begitu Bung @BhayuMH, artinya adalah untuk fokus dan total dalam berjuang. Di arena, yang dipertaruhkan adalah harga diri bangsa.”

Saya sependapat dengan “pelurusan”-nya, tapi yang pertama sepertinya menabukan kekalahan. Padahal, dalam olahraga yang terpenting adalah sportivitas. Sehingga atlet -dan juga kita semua- tidak lantas menghalalkan segala cara untuk menang. Kita perhatikan, di pesta olahraga semacam ini tuan rumah akan mendapatkan sejumlah keuntungan. Mulai dari iklim dan lokasi yang familiar, hingga wasit yang cenderung berpihak pada host. Bahkan pemilihan cabang olahraga yang dipertandingkan pun disesuaikan dengan kemampuan tuan rumah. Ada cabang ‘aneh’ yang di tempat lain tidak dipertandingkan bahkan belum diakui IOC (International Olympic Committee). Ini dianggap wajar karena tuan rumah sudah mengeluarkan biaya besar untuk menjamu tamu dan menyiapkan event termasuk sarana-prasarananya.

Di Indonesia, SEA Games XXVI tahun 2011 di Jakarta dan Palembang memang bisa dibilang sukses. Walau kita sempat dibuat ‘deg-degan’ karena hingga menjelang hari pelaksanaan ada sejumlah sarana-prasarana yang belum selesai dibangun. Belum lagi kasus ikutannya seperti penggunaan dana yang kurang tepat bahkan ada yang dikorupsi. Semoga saja preseden buruk semacam ini tak lagi terulang di kemudian hari.

Intinya hanya satu. Kapan pun, di mana pun, siapa pun kita, harus membela bangsa. Ini bukan berarti jatuh pada chauvinisme atau sikap machiavellian yang fatalistik, tapi sekedar menyadari bahwa Tuhan menakdirkan kita lahir sebagai orang Indonesia. Maka, itulah yang wajib kita bela hingga titik darah penghabisan. Bukan sekedar di tanggal istimewa yang dijadikan pembukaan acara olahraga seperti hari ini saja.

Ilustrasi: faculty.up.eduloytv.blogspot.com

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s