Saya pernah dikritik oleh AMP –mantan pasangan hidup pertama saya- sebagai orang yang sinis. OK. Saya terima kritikan itu. Saya memang sinis. Tapi saya yakin, kini saya sudah berubah jauh. Malah, saat memantau linimasa Twitter yang bersangkutan, saya melihat dia masih saja tetap sinis. Mungkin ketularan saya dulu. Hehehe.
Kesinisan yang bersangkutan adalah terutama saat mengomentari aksi demonstrasi serentak para dokter tanggal 27 November 2013 lalu. Well, kalau boleh sedikit berbagi pengalaman, saya pun punya pengalaman negatif dengan para dokter.
Saat nenek dari pihak ayah saya sakit hingga wafat, ada dugaan terjadi malpraktek. Karena ada salah diagnosa penyakit yang berujung pada kesalahan pemberian obat yang mengakibatkan beliau meninggal. Indikasi ini kuat karena saat pemakaman seluruh jajaran direksi rumah sakit itu hadir dan menyampaikan bela sungkawa. Tidak biasa bukan? Saya rasa itu bukan sekedar karena faktor ayah saya –karena beliau saat itu sudah bukan siapa-siapa lagi- tapi lebih karena permintaan maaf terselubung atas kesalahan penanganan. Kami memang kemudian tidak mempermasalahkan hal itu.
Tapi, saya juga punya pengalaman sangat positif dengan dokter. Kebetulan hal ini baru-baru saja terjadi. Saat Ibu saya jatuh sakit, para tetangga yang dokterlah yang menolong. Dan itu sangat penting karena bila tidak, bisa lebih fatal akibatnya. Bahkan di RS pun pelayanan VIP kami dapat karena kenalan dokter itu.
Nah, masalahnya di situ. Apakah memang pelayanan prima hanya bisa didapatkan oleh kenalan dokter dan mereka yang mampu membayar? Saya saja merasa kalau saat ini Tuhan memberikan saya cobaan penyakit berat, belum tentu saya mendapatkan pelayanan seprima itu. Apalagi anak-anak kurang beruntung yang menderita aneka penyakit terutama kanker. Saya tahu YPP -mantan pasangan hidup kedua saya- kini menjadi relawan di bidang ini sebagai ‘pembunuh waktu akhir pekan’-nya. Saya belum jadi siapa-siapa, tak mampu saya mempengaruhi kebijakan pemerintah. Tapi setidaknya, dengan sedikit rezeki yang ada saya selalu berupaya menyisihkannya untuk mereka yang kurang beruntung. Semoga saja kelak kesinisan semua orang akan berkurang manakala pelayanan publik dasar telah mampu disediakan dengan baik oleh pemerintah. aamiin.
Ilustrasi: mikeduran.com