Pertanyaan retoris itu digemakan oleh khotib khotbah Jum’at di masjid tempat saya “Jum’atan” (shalat Jum’at) siang ini. Biasaaaa bangeeet…. Malah basi bagi kebanyakan orang. Tapi tidak bagi saya.
Situasi saya saat ini sedang menuntut sabar “tingkat dewa”. Sudah terlalu banyak waktu, tenaga, uang dan emosi terkuras cuma untuk mengurusi satu orang ini. Nama baik dan reputasi saya dirusak. Mata pencaharian saya dihancurkan. Hidup saya dibelokkan. Kontribusi saya dicampakkan. Jasa saya tidak diakui. Astaghfirullahaladhiim.
Sabar itu bukan mengikhlaskan saat sesuatu sudah hilang dan tak bisa kembali. Itu pasrah namanya. Tapi sabar adalah menahan diri dari sesuatu yang dilarang. Dan menahan diri paling hebat adalah saat kita tahu kita mampu melakukan sesuatu, tapi tidak kita lakukan. “Sesuatu” itu biasanya perbuatan buruk atau kita tahu akan berakibat buruk. Baik itu buruk secara hukum atau pun moral.
Puasa adalah salah satu cara melatih kesabaran. Saat berpuasa, kita menahan diri dari perbuatan yang dilarang, terutama makan dan minum. Ada jenis puasa lain seperti puasa bicara atau puasa “pati geni”. Semuanya sama, menahan diri dari pantangan. Sabar.
Sabar tidak ada batasnya. Tapi dalam “latihan kesabaran” seperti puasa tadi, memang ada batasnya.
Kenapa sabar tidak ada batasnya? Karena menurut khotib tadi, hidup adalah kesabaran panjang. Batas kesabaran manusia adalah saat hidup selesai. Berarti, kita lulus ujian kesabaran.
Saya baru sadar, bahwa dalam Al-Qur’an pun ALLAH SWT berfirman tentang cara menghadapi ujian kehidupan terutama musibah. Firman tersebut terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 153 berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
Bahkan, dalam ayat ini sabar didahulukan daripada shalat. Padahal, kelak di hari akhir amalan yang akan dihisab atau dihitung pertama kali adalah shalat. Semua itu menunjukkan, betapa pentingnya arti sabar bagi manusia.
Ilustrasi: denibinmumin.blogspot.com