Batasan zina adalah intercourse, menembusnya kelamin lelaki ke dalam kelamin perempuan. Bersetubuh atau bahasa Inggrisnya “making love” –biasa disingkat ML- merupakan cara manusia bereproduksi. Sama halnya dengan semua jenis makhluk hidup lain, mulai dari yang bersel tunggal hingga majemuk, semua perlu melangsungkan keturunan.
Semua yang sudah dewasa tahu, bahwa bercinta itu nikmat, seperti syair lagu. Namun, bercinta di luar norma agama itu dilaknat. Ada paradoks di sini.
Apabila manusia bercinta didahului ikatan pernikahan, maka ia diberikan rahmat. Namun sebaliknya, ia akan mendapatkan dosa berat.
Tak banyak yang peduli, bahwa berzina dalam agama Islam merupakan salah satu dosa besar. Kadar beratnya dosa dan hukuman cuma satu tingkat di bawah musyrik alais menyekutukan Tuhan. Dosa zina diganjar dengan 70 tahun ibadah tidak diterima Tuhan. Itu berarti kalau kita meninggal di usia 35 tahun dengan setiap hari shalat 5 waktu plus rawatib, lalu setiap hari puasa, tiap hari bersedekah dan melakukan ibadah lain, bahkan andaikata bisa setiap tahun naik haji, lantas kita meninggal, maka kita masih hutang 35 tahun kepada Tuhan penebusan dosa kita.
Saya kenal seseorang yang menurut ceritanya sendiri sewaktu kecil tinggal di pesantren. Bacaan Qur’annya bagus, ibadahnya rajin, namun dia berzina. Satu kali zina saja sudah minus 70 tahun, apalagi kalau berkali-kali kan? Saya ngeri membayangkan betapa minus amal orang itu. Tapi saya lebih ngeri lagi kalau saya naudzubillah min dzalik sampai begitu.
Menikah adalah satu cara menghindari zina. Namun apakah semua pernikahan begitu mulia? Tidak saya kira. Karena menikah harus dilandasi perasaan cinta dan keinginan bertanggung-jawab untuk membina rumah tangga. Bila cuma dilandasi nafsu belaka, menikah mustinya menjadi satu kemakruhan. Demikian pula pernikahan atas dasar lain termasuk karena paksaan atau karena pertimbangan bisnis belaka.
Maka, kita bisa mengerti jenis pernikahan macam apa bila kita salah satunya sampai tega membunuh pasangannya. Seperti halnya diperagakan dengan sangat luar biasa oleh seorang auditor BPK. Ada-ada saja ya cerita anak manusia?
Ilustrasi: saurukent.deviantart.com