Makna Qurban & Idul Adha

eidwalls

Tentu hari-hari ini sudah banyak yang menuliskan soal ini. Baik di media massa maupun di social media. Saya hanya ingin menyoroti dari sudut pandang yang rasanya jarang disentuh.

Kata qurban dalam peringatan ini sebenarnya berasal dari kata qarib yang berarti dekat. Meski berimplikasi serupa dengan korban, namun di dalamnya terkandung makna keikhlasan. Kenapa? Karena berkorban itu seolah terpaksa. Sementara berkurban justru sengaja dilakukan agar kita makin dekat. Kepada siapa? Ya kepada Yang Maha Kuasa dong.

Ada banyak hal metafisika dalam legenda mengenai qurban ini. Coba pikirkan, Nabi Ibrahim a.s. menerima wahyu ALLAH SWT melalui mimpi. Bagaimana dia bisa yakin itu wahyu dan bukan sekedar mimpi kosong belaka? Baru setelah kuliah S-2 filsafat Islam saya mendapatkan jawabannya. Jangan dibahas di sini ya, mumet. Hehehe.

Kedua, perintahnya aneh, menyembelih anak sendiri. Kalau orang biasa sih pasti nggak mau kan? Tapi melihat pemberitaan akhir-akhir ini yang menayangkan mengenai orangtua yang tega berbuat jahat pada anaknya, muncul pertanyaan lain. Bagaimana bisa yakin itu perintah Tuhan dan bukan sebaliknya bujukan setan? Nah lho… tambah bingung kan?

Hal ketiga, dari sisi Nabi Ismail a.s., kok ya sebagai anak mau-maunya dia disembelih oleh bapaknya sendiri. Rela pula. Al-Qur’an merekam percakapan mereka berdua yang kira-kira berbunyi, “Kalau memang itu perintah ALLAH untuk ayah, maka laksanakanlah. Saya ikhlas.” Nah, di sini ada keikhlasan tingkat tinggi yang luar biasa. Coba deh ukur dari diri kita sendiri. Saya deh, jangan Anda. Saya saja suka tidak ikhlas kok pada ketetapan ALLAH SWT. Sudah dikasih A, maunya B. Yang B dicabut, malah ngotot mempertahankan. Ngelunjak kan itu namanya?

Keempat, dari sisi sejarah, keyakinan Islam ini menunjukkan kebersinambungan agama ini dari Adam a.s. hingga Muhammad SAW. Diakuinya legenda Ibrahim menunjukkan dengan jelas Islam adalah agama yang benar. Karena kisah tentang orang suci ini juga ada dalam kitab-kitab agama terdahulu. Bedanya, di keyakinan lain, yang disembelih adalah Ishak a.s., bukan Ismail a.s. Di sini logika sejarah bermain, bukankah jelas kalimatnya yang disembelih adalah putra pertama Ibrahim a.s.? Dan agama lain pun mengakui bahwa Ishak a.s. adalah putra kedua. Di sini terlihat jelas adanya ketidaksesuaian. Saat saya berdiskusi dengan pemuka agama lain, mereka berdalih bahwa Ismail a.s. adalah anak haram Ibrahim a.s. atau tidak setara karena ibunya berstatus pelayan, maka yang diakui adalah Ishak a.s. Wah, ini memunculkan problem berikutnya, bagaimana mungkin orang sesuci dia berperilaku bejat seperti itu? Dan ternyata, di kitab suci agama tersebut memang orang-orang suci digambarkan bejat moralnya. Ada yang beristri ratusan hingga memperkosa anak kandung sendiri. Duh!

Hal ini memunculkan hal kelima, saya makin yakin pada kebenaran Islam justru melihat keajaiban lain yang berlangsung saat Idul Adha. Apa itu? Ibadah haji! Ya, inilah bukti kasat mata kebesaran Islam. Tidak ada ibadah agama lain di planet Bumi ini yang sebesar ibadah haji. Ka’bah dengan Hajar Aswad yang merupakan batu meteor juga bukti lain ke-Maha Besar-an Tuhannya  Islam. Saat artefak terpenting agama lain sudah tak karuan, hanya bangunan milik Islam yang masih dijaga Tuhan. Insya ALLAH hingga akhir zaman. Konon, Ka’bah sendiri sudah ada sejak masa Adam a.s., hanya saja rusak. Dan memang di Al-Qur’an disebutkan bahwa Ibrahim diperintahkan membangun kembali Ka’bah. (Coba pikirkan bagaimana kondisi Tembok Ratapan-nya Yahudi, Salib di Bukit Golgota-nya Nasrani, Pohon Boddhi-nya Buddha, dan senjata-senjata Pandawa-Kurawa yang digunakan di Padang Kurusetra-nya Hindu. Malah ada yang tidak diketahui lagi ada di mana saat ini seperti dua yang terakhir).

Bagi umat Islam, semua ini seharusnya makin memantapkan iman. Tapi di saat lain, juga makin membuat kita tertunduk. Betapa sangat hebat dan luar biasanya Tuhan kita. Dalam kajian agama, Tuhannya Islam itu par excellence: Maha Sempurna Penggenggam Segalanya. Karena tuhan-tuhan agama lain masih berbagi peran dengan oknum tuhan lainnya. Sementara Tuhannya Islam sudah hanya satu, semua kekuasaan tertumpuk di tangan-Nya. Maha Besar Ia Yang Mewahyukan Qurban kepada Ibrahim dan Ismail, serta memerintahkan ibadah haji dan membangun kembali Ka’bah kepada keduanya.

ilustrasi: okwalls.com

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s