Saya tidaklah sehebat orang lain. Sudah tidak kaya, jelek, menyebalkan, belagu, sombong, wah, pokoknya serba enggak deh. Karena sadar saya bukan siapa-siapa, maka saya mencoba mencari cara menutup kelemahan itu.
Salah satu caranya adalah dengan berjejaring atau bahasa Inggrisnya networking. Dan itu sulit, serta mahal. Tidak mudah bukan membuat telepon Anda diangkat atau SMS Anda dibalas oleh seorang pejabat misalnya? Sayangnya, banyak yang kurang menghargai hal ini. Dianggapnya jejaring itu gampang dan tak ada harganya. Coba saja sendiri kalau bisa. Hehehe.
Karena saya bukan siapa-siapa, jejaring saya pun ya segitu-segitu saja. Tapi karena cuma segitu-gitunya itu maka saya berusaha memeliharanya sungguh-sungguh. Kenapa? Karena saya punya kelemahan dalam relationship skill. Saya mungkin jago membuka pembicaraan atau membuka hubungan, tapi saya lemah dalam menjaga hubungan atau maintenance-nya. Konkretnya, kalau di suatu acara saya mudah berkenalan dengan seseorang asing. Tapi saya malas mengucapkan selamat ulang tahun basa-basi kepada teman yang sudah saya kenal.
Dulu saya pikir cara efektif mengatasinya adalah dengan mencari pasangan hidup yang bertipe seperti itu. Dua kali saya sudah mendapatkannya, tapi dua-duanya lepas lagi dari saya. Maka, saya sadar, saya tak bisa mengandalkan orang lain.
Tak heran, terkadang meski lelah, saya mencoba menghargai siapa pun teman yang mengundang atau mengajak bertemu. Apalagi kalau teman saya itu mengadakan ‘hajatan besar’. Setelah pekan lalu saya menghadiri “Idea Fest 2013” atas undangan sobat saya Rene Suhardono, kemarin saya menghadiri “Organic & Healthy Expo III” yang diadakan Komunitas Organik Indonesia (KOI). Dedengkot KOI ini juga sobat saya, Christopher Emille Jayanata.
Acaranya sendiri kurang berhubungan dengan bisnis saya, tapi ada beberapa hal di luar dugaan yang Tuhan ‘atur’ untuk saya. Pertama, saya bertemu dengan teman di komunitas lain, yaitu Pak Annas Ahmad dari Tangan Di Atas. Ternyata, beliau juga anggota KOI. Kedua, saya bertemu dengan kawan baru saya Dondi Hananto yang kebetulan jadi pembicara. Ketiga, ini yang khas dan saya sukai dari Emille, ia mengenalkan saya pada beberapa teman lain. Keempat, saya mengobrol hangat dengan Pak Lukas, yang kini diposisikan sebagai Komisaris-nya Kopsi (Koperasi Produk Sehat Indonesia). Kelima, ini yang saya rasa ‘diatur Tuhan’, yaitu saya jadi membeli buku “Happiness Inside” karya Gobin Vashdev. Soal yang terakhir ini akan saya ulas besok ya…
Nah, adanya manfaat-manfaat tak langsung ini yang membuat saya senang berjejaring. Terus-terang, kalau kita pamrih ingin mendapat manfaat langsung, seringkali tidak ada dan nantinya malah kecewa. Kalau kita sadar bahwa ada hal-hal lain yang bisa ‘dibawa pulang’, tentunya kita akan dengan senang hati berjejaring.
Ilustrasi: comerecommended.com