Apa rasanya dihargai? Senang tentu. Apalagi dalam sebuah acara yang begitu besar dan oleh orang yang sebenarnya lebih “besar” daripada kita. Itulah yang saya rasakan kemarin sore. Di acara hari kedua IdeaFest 2013 kemarin yang berbentuk Conference, pertanyaan saya lewat Twitter terpilih untuk ditanyakan kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa “Ahok”. Memang rasanya itu cuma “selewat” saja. Tapi bagi saya itu tetap terasa berharga.
Apalagi seperti saya sebutkan kemarin, saya mendapatkan complimentary ticket dari sahabat saya Rene Suhardono. Ia seorang yang kuondang buanget di bidangnya, seorang sosialita yang juga pakar SDM. Coba saja googling, akan muncul banyak referensi atas namanya. Saya terharu karena saya yang bukan siapa-siapa ini masih dihargai oleh orang hebat seperti beliau. Ibaratnya, saya ini cuma cecak, sementara beliau sudah komodo. Hehehe… sori Bro Komo 😀
Di acara IdeaFest 2013 sendiri, Rene tampil sebagai moderator dalam sesi yang menampilkan sobat saya yang lain, Anies Baswedan, Ph.D. Tentu saja saya tidak SKSD, karena keduanya sudah figur publik, sementara saya masih “tikus got”, maka saat mereka tampil di panggung megah di hadapan sekitar 1.000 orang, saya tidak lantas melambai-lambai norak. Saat Twitter saya ditampilkan di layar pun, tentu bukan karena saya teman Rene, tapi insya ALLAH karena memang pertanyaannya berkualitas. Karena pertanyaan saya ditampilkan sebagai “gong” alias pertanyaan terakhir dan dijawab Ahok dengan cukup rinci.
Dalam hidup, seringkali kita lupa menghargai kontribusi orang lain. Ada teman yang menyumbangkan lemper pada arisan yang diadakan, tapi kita abaikan semata karena ada yang memberikan paket nasi ayam panggang. Ada orang yang boro-boro berjasa tapi malah nyusahin doang, eh, kita bela-belain memberikan oleh-oleh dari luar negeri sampai seperti pengemis datang munduk-munduk ke rumahnya. Padahal ada orang yang suangat berjuasa bagi hidup kita cuma gara-gara satu-dua perbedaan pendapat lantas kita ludahi mukanya.
Di situlah saya seringkali terharu. Kerapkali saya lebih merasa dihargai oleh mereka yang tidak kenal dekat atau baru kenal. Karena mereka yang di lingkaran terdekat kerap menganggap achievement kita biasaaaa banget. Dan kurang menghargai segala bentuk hal-hal kecil yang dilakukan setiap hari. Padahal itu teramat mahal harganya.
Once again, God and God’s angels knows whose the real champion is.