Syukurlah, akhirnya dunia persepakbolaan Indonesia mendapatkan oase. Setelah selama 22 tahun kita sama sekali tak pernah juara di berbagai ajang yang diikuti, akhirnya tim nasional Indonesia U-19 yang diberi julukan “Garuda Jaya” berhasil menjadi juara. Ajang yang diikuti kali ini adalah Piala AFF U-19 (di bawah 19 tahun). Putaran final diadakan di stadion Deltras Sidoarjo, dan di final semalam Indonesia menghadapi Vietnam. Setelah melakoni babak normal ditambah perpanjangan waktu skor tetap kacamata 0-0, maka pertandingan harus diakhiri dengan drama adu penalti. Ketegangan terasa meliputi penonton baik yang di stadion maupun melalui televisi seperti saya. Apalagi pemain kita sempat dua kali gagal melesakkan gol. Untungnya, pemain Vietnam pun membuat kesalahan serupa.

Akhirnya penendang ke-9 dari Vietnam yaitu pemain bernomor punggung 15 bernama Pham Duc Huy gagal. Tendangannya berhasil diblok kiper Indonesia Ravi Murdianto. Dan penendang ke-9 dari kubu Indonesia Ilham Udin Armaiyn yang bernomor punggung 20 sebaliknya justru berhasil mencetak gol. Maka, meledaklah stadion oleh sorak-sorai suporter.

Di saat bersamaan, di Palembang sedang berlangsung upacara pembukaan Islamic Solidarity Games. Presiden SBY dan para menteri termasuk Menpora Roy Suryo sedang berada di sana. Ini sebenarnya membanggakan, dimana negara kita diberi kepercayaan menjadi tuan rumah dari empat event internasional dalam waktu berdekatan. Selain dua event olahraga di atas, juga ada Final Miss World dan KTT APEC di Bali. Berarti, posisi Indonesia di mata dunia sebenarnya sudah jauh lebih baik.

Maka, hendaknya kita sebagai rakyat biasa harus bangga pada negara sendiri. Jangan terlalu sering berkoar-koar mengkritik negara. Namun, kita harus tetap kritis pada kebijakan pemerintah lho. Negara itu kita semua dengan semua aspek termasuk alam di dalamnya. Sementara pemerintah adalah salah satu pilar pengelolanya sebagai eksekutif bersama unsur legislatif dan yudikatif. Rasanya sih, memang cuma para elite politik saja yang senangnya berdebat. Mungkin supaya terlihat eksis. Padahal, bagi rakyat biasa, kesenangan sesaat pada kemenangan timnas sepakbola saja sudah cukup kok. Yah, minimal bisa sebentar melupakan besarnya tantangan hidup. Kalau bagi saya, minimal bisa memberikan penghiburan atas kekalahan tim kesayangan saya  Manchester United 4-1 dari rival abadinya Manchester City. Hehehe….