Akhirnya di menit-menit terakhir jendela bursa transfer sepakbola dunia, terjadi pemecahan rekor. Gareth Bale pindah dari Tottenham Hotspur ke Real Madrid dengan nilai transfer 100 juta euro. Angka ini setara dengan 85 juta pounds Inggris, 131,86 juta dollar Amerika Serikat atau sekitar 1,4 trilyun rupiah. Memang, angka resminya belum dipastikan. Namun bila benar, maka transfer ini mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Christiano Ronaldo. Pemain yang akrab dikenal dengan CR 7 ini ditransfer klub yang sama dari Manchester United dengan nilai 80 juta pounds atau 94 juta euro.
Berbeda dengan saat Christiano Ronaldo dibeli el-Real, Bale dianggap tak pantas dihargai semahal itu. Pasalnya, ia dianggap belum menunjukkan kualitas memadai. Sementara, saat dibeli Madrid, Christiano Ronaldo sudah mempersembahkan gelar juara bagi klubnya. Apalagi saat ini Kondisi perekonomian Spanyol sedang mengalami resesi seperti halnya juga terjadi di seantero Eropa. Tak pelak lagi transfer pemain berusia 24 tahun asal Wales itu menjadi polemik hangat di dunia sepakbola.
Dunia sepakbola bukan satu-satunya yang mampu mencetak rekor olahragawan berharga mahal. Pemain basket NBA juga dihargai mahal saat ditransfer dari satu klub ke klub lainnya. Di Amerika Serikat, pemain NFL atau liga sepakbola ala Amerika (American football yang mirip rugby) juga berharga mahal.
Selain nilai transfer, ada pula tolok ukur lain untuk mengukur “harga” seorang olahragawan. Itu adalah dari segi pendapatan. Dari sisi ini, ada variasi pemasukan yang bisa diraih. Terutama tentu gaji. Tapi ada jenis olahraga yang tidak bergaji, maka pendapatan utama adalah uang hasil hadiah kejuaraan yang dimenangkan. Namun, ini justru bukan yang terbesar. Karena uang terbesar justru datang dari personal brand mereka sebagai bintang iklan. Perusahaan bisa memanfaatkan ketenaran dan nama besar atlet yang memiliki banyak penggemar dengan mensponsorinya.
Di soal ini, justru nama baik sangat penting. Atlet hebat tapi banyak berulah niscaya tak banyak mendapatkan sponsor. Di dunia sepakbola kita mengenal nama Mario Balotelli dan Carlos Tevez. Kedua mantan punggawa Manchester City yang kini sudah hijrah ke AC milan dan Juventus itu dikenal bandel. Tak heran, citra mereka buruk di mata publik. Sementara David Beckham yang notabene prestasinya sudah tak moncer lagi malah masih jadi pesepakbola termahal sejagat, bahkan setelah menyatakan pensiun.
Sebenarnya apa yang membuat seorang olahragawan dihargai begitu mahal? Jawaban “karena”-nya bisa bermacam-macam, tapi tujuannya cuma satu: ia memberi keuntungan lebih banyak kepada pihak yang mau membayarnya daripada yang dibayarkan. Klub sepakbola yang mendatangkan pemain terkenal, akan mendapatkan pemasukan balik dari penjualan merchandise terutama jersey bernama punggung pemain itu. Belum lagi pendapatan tiket, sponsor dan hak siar televisi yang akan meningkat.
Kalau karenanya, itu disebabkan oleh talentanya yang langka. Coba saja Anda praktekkan sendiri, mampukah Anda menendang bola dengan lurus, atau menggocek bola melewati satu saja bek seperti mereka? Pemain spesialis bola mati seperti Christiano Ronaldo atau David Beckham tercatat mampu menembak akurat ke gawang bahkan dari jarak yang sangat jauh. Belum lagi olahraga lain seperti golf. Saya sampai sekarang masih heran, bagaimana bisa seorang pegolf melelakukan hole-in-one, memasukkan bola golf dengan sekali pukulan saja. Padahal, lubangnya berada amat jauh di jarak yang tak terlihat mata. Makanya pegolf yang mampu melakukannya diberi hadiah besar, biasanya mobil.
Karena itu, jangan iri pada Gareth Bale atau Tiger Wood, yang gaji satu menitnya bermain bisa sama atau malah melebihi penghasilan sebulan Anda bekerja. Itu semua selain karena kerja keras dan latihan, juga anugerah Tuhan yang tidak bisa kita minta.
Foto Bale: telegraph.co.uk